Cabai dan Bawang Langka, Dirjen Hortikultura: Sakitnya Tuh di Sini
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian menggelar operasi pasar untuk menormalkan harga bawang merah dan cabai.
Editor: Sanusi
![Cabai dan Bawang Langka, Dirjen Hortikultura: Sakitnya Tuh di Sini](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/cabai-merah_20160215_140640.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian menggelar operasi pasar untuk menormalkan harga bawang merah dan cabai.
Dalam operasi pasar itu sebanyak dua ton cabai dan tiga ton bawang merah disebar di pasar tradisional di Jabodetabek.
"Waktu rapat dengan Menko Perekonomian saya bilang tidak benar kalau cabai dan bawang merah langka. Jadi tidak perlu impor. Dibilang langka, sakitnya tuh di sini," kata Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono Kamino, Rabu (16/3/2016).
Menurut Spudnik, cabai merah dan bawang merah tidak mungkin langka, karena produksi bawang merah per bulannya 90 ton, sedangkan konsumsi mencapai 80 ton per bulan. Kemudian produksi cabai rawit per tahun 890 ton, sedangkan konsumsi 650 ton.
"Cabai kami datangkan dari Magelang, sedangkan bawang merah dari Nganjuk dan Bima," tuturnya.
Spudnik menyatakan, umumnya disebut komoditas holtikultura disebut langka hanya karena permainan harga para pedagang.
"Boleh ambil untung tapi yang adil. Pedagang jangan menaikkan harga seenaknya," tandasnya.
Dikatakan Spudnik, pihaknya dan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri serta daerah penghasil komoditi tersebut telah sepakat untuk mengawal distribusi komoditi holtikultura hingga ke pasar agar harga tetap stabil.
Pada operasi pasar tersebut, bawang merah dijual Rp 29.000 per kg, cabai keriting Rp 30.000 per kg, dan cabai rawit Rp 35.000 per kg.(Dody Hasanuddin)