Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Tidak Masuk Akal Jika Pemerintah Bunuh Transportasi Berbasis Online'

Ribuan sopir angkutan umum konvesional melakukan demonstrasi beberapa hari lalu

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
zoom-in 'Tidak Masuk Akal Jika Pemerintah Bunuh Transportasi Berbasis Online'
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pengemudi angkutan menutup jalan Tol Dalam Kota saat melakukan aksi unjuk rasa di Depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (22/3/2016). Aksi yang dilakukan sejumlah pengemudi angkutan seperti pengemudi taksi, bajaj, dan bus tersebut mendesak pemerintah untuk menghapuskan angkutan dengan sistem berbasis aplikasi online. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan sopir angkutan umum konvesional melakukan demonstrasi beberapa hari lalu untuk menolak adanya transportasi berbasis aplikasi.

Komisaris Utama Balai Pustaka Hamid Basyaib menilai reaksi negatif terhadap hal itu adalah hal yang wajar.

"Manusia itu cenderung yang lama seperti konservatif. Biasa itu reaksi marah. Semakin tinggi kadar ketidaktahuan maka semakin tinggi rasa negatif," kata Hamid dalam diskusi 'SmartFM' di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (26/3/2016).

Ia menilai adanya demonstrasi itu merupakan dampak kurangnya antisipasi pemerintah terhadap persoalan tersebut. Hamid menuturkan peristiwa demonstrasi tersebut bukanlah hal yang luar biasa.

"Yang luar biasa ketidaksiapan kita, peraturannya kedodoran. Mestinya enggak terjadi. Polisi punya cyber crime itu mengantisipasi itu, TNI juga," ujarnya.

Hamid mengungkapkan perkembangan dunia maya lebih riil daripada dunia nyata. Ia mencontohkan media konvensional yang kini mengalami hantaman dari media online.

Sedangkan persoalan taksi, Hamid mengatakan Uber Taksi dalam waktu dua tahun memiliki 16 ribu kendaraan. Sementara Go-Jek dalam beberapa tahun telah memiliki 200 ribu pengendara.

Berita Rekomendasi

"Dalam waktu singkat 200 ribu orang punya pekerjaan. Siapa perusahaan yang punya karyawan sebanyak itu. Anda mau membunuh? Tidak masuk akal, ada dukungan publik kuat sekali. Ini tidak akan terbendung karena kita enggak bisa mengelak," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas