Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Kader Keluar, Hanura Malah Kebanjiran Lamaran

Dua kadernya keluar dari partai, ternyata Hanura malah menerima banyak calon kader yang mendaftarkan diri untuk bergabung

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
zoom-in Dua Kader Keluar, Hanura Malah Kebanjiran Lamaran
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Wakil Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Rahmat HS (tengah) bersama Wakil Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta Bidang Pembinaan Legislatif dan Eksekutif Bustami Rahawarin (kanan) melakukan konferensi pers terkait mundurnya mereka dari Partai Hanura di Jakarta, Minggu (27/3/2016). Dua politisi Partai Hanura menyatakan mundur dari partai terkait keputusan partainya memberikan dukungan kepada Basuko Tjahaja Purnama alias Ahok di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua kadernya keluar dari partai, ternyata Hanura malah menerima banyak calon kader yang mendaftarkan diri untuk bergabung.

Ketua DPD DKI Jakarta Hanura Muhammad Ongen Sangaji kelimpungan dengan adanya puluhan orang yang berniat ingin bergabung dengan Hanura. Dia mengaku harus mencari hari kosong untuk menerima 40-an orang yang ingin bergabung.

Hal itu merupakan imbas dari keputusan Hanura memberikan dukungan kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.

"Perlu digarisbawahi, bahwa ada berkisar 30-40 yang ingin masuk ke Hanura. Mereka sudah menelepon saya, tapi baru Rabu atau Kamis kemudian membawa CV ingin bergabung menjadi pengurus Hanura. Responnya seperti itu," ujar Ongen saat dihubungi Senin (28/3/2016).

Ongen bermaksud memastikan, bahwa mundurnya dua kader Hanura, yakni Wakil Ketua DPS Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) Hanura DKI Jakarta, Rachmat HS dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan Legislatif dan Eksekutif, Bustami Rahawari, tidak akan berpengaruh banyak ke partai.

"Bukan ancaman. Saya sampaikan kepada pengurus saya, yang tidak sepaham dengan kebijakan partai ada tiga pilihan, diam, mengundurkan diri atau saya mundurin. Itu sikap saya sebagai pemimpin," tegasnya.

Ongen menegaskan alasan partai pimpinan Wiranto itu memilih Ahok karena berdasarkan hasil survei, 70 persen warga DKI puas dengan kinerja Ahok. Karena representasi atas kesukaan warga, akhirnya partai Hanura bulat memilih Ahok.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas