Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Alasan Emil Salim Guru Besar dan Mantan Menteri Lingkungan Hidup Dukung Reklamasi

Ini alasan Emil Salim setujui reklamasi, bandingkan dengan pemaparan Menteri Siti Nurbaya.

Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Ini Alasan Emil Salim Guru Besar dan Mantan Menteri Lingkungan Hidup Dukung Reklamasi
PRESIDENTIAL PALACE/AGUS SUPARTO
Aktivitas reklamasi menggunakan alat berat terlihat melalui pantauan udara terus berlangsung di Pulau G yang terletak di bibir Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Kamis (14/4/2016). Sebelumnya Komisi IV DPR dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pidjiastuti sepakat agar proyek reklamasi Teluk Jakarta dihentikan. PRESIDENTIAL PALACE/AGUS SUPARTO 

TRIBUNNEWS.COM - Emil Salim, seorang guru besar, mantan Menteri Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup era Presiden Soeharto serta pengamat ekonomi mendukung penuh reklamasi di pantai utara Jakarta.

Hal ini berbeda dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya yang menentang keras adanya reklamasi tersebut, Senin (18/4/2016).

Kenapa Emil Salim mendukung reklamasi?

Alasannya secara geografis, pulau Jawa Utara bisa menjadi pelabuhan tersibuk seperti Singapura.

Emil memaparkan di 2030, pelabuhan di Singapura sudah penuh.

Hal itu bisa dimanfaatkan oleh Jawa Utara dengan adanya reklamasi menyambut perdagangan yang berasal dari Samudra Hindia dan Pasifik.

"Kalau ada reklamasi, nanti Jawa bisa menjadi Singapura kedua," ujar Emil di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Senin (18/4/2016).

Berita Rekomendasi

Emil memaparkan kapasitas pelabuhan Singapura terbatas. Jika tidak cepat dimanfaatkan, maka kesempatan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor perdagangan dan perkapalan akan terus digarap negara tetangga.

"Kok kita tidak manfaatkan. Singapura lahannya terbatas, bayangkan 2030 babak belur penuh sesak Singapura," kata Emil.

Dalam membangun reklamasi, Emil meminta pengembang properti yakni Podomoro jangan menggunakan karang yang berasal dari pulau Seribu untuk menambah tanah.

Menurut Emilm cara efektif tanpa harus merusak sumber daya alam memakai lumpur

"Muncul Podomoro, dia menggali karang kepulauan Seribu untuk menambah teluk itu. Jangan kau ambil karang, kau ambil lumpur dari sungai, sungai mengalir," kata Emil.

Emil menambahkan, tanah bekas lumpur dari sungai-sungai akan terus bertambah.

Sedangkan untuk menahan air laut yang naik harus dibuatkan tanggul di wilayah lahan reklamasi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas