Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kakak Nur: Rasanya Mau Saya Silet-silet Tubuh Agus Lalu Taburi Garam dan Cabai

Anas menuturkan, perbuatan biadab Agus sudah tidak bisa ditolerir lagi.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kakak Nur: Rasanya Mau Saya Silet-silet Tubuh Agus Lalu Taburi Garam dan Cabai
youtube
Kusmayadi (31), menangis di pelukan polisi saat ditangkap di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/4/2016) siang. 

Anas (36), kakak Nur, menceritakan bahwa adiknya menjadi TKW untuk menghidupi keluarganya pasca bercerai dengan suaminya.

"Jadi TKW itu nggak lama setelah dia cerai sama suaminya yang pertama, Toni. Sekitar tahun 2006 atau 2007. Tiga tahun dia jadi TKW. Kerja jadi pembantu di sana," kata Anas.

Anas mengungkapkan, Nur berangkat ke Arab Saudi tidak lama setelah melahirkan anak keduanya, Elsa Nazwah (11).

"Pas dicerai itu, Nur sedang mengandung Elsa. Pas Elsa sudah umur setahun, baru habis itu dia pergi. Anaknya yang pertama, Ervi Anggraini (15) waktu itu masih umur 4 tahun," kata Anas.

Sepulangnya dari Arab Saudi, Nur sempat menganggur selama kurang lebih setahun, sebelum akhirnya bekerja di Rumah Makan Gumarang.

Kakak Ipar Nur Atikah, Sanen juga sempat menceritakan nasib tragis yang dialami adiknya.

Saat pemberitaan tentang kasus mutilasi Nur Atikah (34) merebak, keluarga Nur awalnya tidak mengetahui bahwa korbannya adalah ibu beranak dua itu.

Berita Rekomendasi

"Awalnya kami nggak curiga sama sekali kalau korbannya Nur. Kami baru tahu saat polisi meminta izin kepada kami untuk memeriksa DNA Erti (15), anak pertama Nur, " kata Sanen.

Saat DNA Erti hendak diperiksa, kata Sanen, ia masih belum menyadari bahwa pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mencocokkan DNA Erti dengan ibunya yang sudah tewas tanpa tangan dan kaki tersebut.

"Awalnya keluarga cuma kasih tahu Erti kalau DNA mau diperiksa polisi. Saat ditanya buat apa DNA diperiksa, polisi belum mau menjelaskan. Setelah DNA diperiksa dan hasilnya cocok dengan Nur, barulah polisi kasih tahu kalau korban mutilasi di Tangerang itu adalah Nur, " kata Sanen.

Saat mendengar kenyataan tersebut, lutut Sanen sekeluarga pun langsung lemas.

"Kami benar-benar nggak nyangka. Yang bunuh itu betul-betul jahat sekali. Biadab," kata Sanen geram.

Keluarga Ikhlas
Sanen juga berharap kepada pihak kepolisian agar jasad Nur segera dipulangkan. Rencananya jenazah Nur akan dimakamkan di Malimping, Lebak, Banten.

"Kami sudah sangat menunggu jenazah Nur bisa segera dipulangkan. Rencananya nanti mau dimakamkan di Malimping. Kami berharap polisi segera memulangkan jenazah Nur, " kata Sanen.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas