YLKI Curiga Petugas X-Ray Kongkalikong dengan Pembobol Tas Penumpang Sriwijaya Air
Mintauli baru menyadari kopernya didodos saat ia mendarat di Bandara Silangit, Tapanuli Utara , Sumatera Utara
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai bahwa kasus pendodosan koper di bandara bukan tidak mungkin melibatkan petugas x-ray di area check in bandara.
Diberitakan sebelumnya oleh Warta Kota, penumpang Sriwijaya Air bernama Mintauli Rajagukguk (65) yang terbang dengan Sriwijaya Air FG 888 dari Bandara Soekarno Hatta, kehilangan uang tunai tidak kurang dari Rp 13 juta di dalam kopernya.
Mintauli baru menyadari kopernya didodos saat ia mendarat di Bandara Silangit, Tapanuli Utara , Sumatera Utara pada pukul 09.30 pagi kemarin.
"Logikanya, petugas ground handling tidak bisa mengetahui ada koper yang berisi uang dengan uang tunai Rp 13 juta. Sebaliknya, petugas mesin x-ray bisa mengetahui isi koper penumpang, " kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi pada Jumat (29/4).
Menurutnya, sangat mungkin terjadi kongkalikong antara petugas x-ray dan petugas ground handling yang melakukan pendodosan. "Kemungkinan main mata sangat besar. Ini yang harus ditelusuri lebih jauh," katanya.
Perihal siapa yang harus bertanggung jawab soal rusaknya koper dan hilangnya uang tersebut, kata Tulus, maskapai harus tetap memberikan kompensasi.
"Memang dalam aturan tercantum kalau barang di dalam bagasi yang hilang bukan tanggung jawab maskapai. Tapi kan tetap harus ada yang tanggung jawab. Karena, bagaimanapun, koper korban dirusak, " katanya. (Banu Adikara)