'Warga Luar Batang Jangan Diganggu-ganggu'
Di depan pintu gerbang masjid bersejarah itu seperti biasanya dihinggapi pengemis-pengemis dan pemulung
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pasca tragedi bentrokan yang terjadi antara pejabat DKI Jakarta, petugas dengan warga di Kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Senin (2/5) malam lalu, masih menjadi topik hangat obrolan warga.
Sejumlah warga yang masih bertahan tinggal, dan calon korban program revitalisasi Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa itu meminta tegas untuk para pejabat DKI Jakarta manapun tak lagi menginjak Kawasan Luar Batang.
Pantauan Warta Kota, Rabu (4/5/2016), suasana di Lingkungan Masjid Kramat Luar Batang, atau lokasi bentrokan antara pejabat DKI Jakarta dengan warga, kini tetap beraktivitas normal seperti biasanya.
Di depan pintu gerbang masjid bersejarah itu seperti biasanya dihinggapi pengemis-pengemis dan pemulung yang berharap mendapat sedekah dari orang yang berkunjung.
Terlihat beberapa pengurus masjid berlalu-lalang di lingkungan masjid tersebut. Di luar Masjid Kramat Luar Batang atau tepatnya si RW 01, 02, dan 03 Kelurahan Penjaringan, beberapa warga yang bakal calon penggusuran oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ini juga beraktivitas normal seperti biasanya.
Petugas parkir, pedagang asongan, Pedagang Kaki Lima (PKL), juga masih melakukan aktifitasnya di lokasi itu.
Sebelumnya diketahui beberapa pejabat DKI Jakarta seperti Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah, Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Haryadi, Camat Penjaringan, Abdul Khalit, Sekretaria Camat Penjaringan, Mohammad Andri, dan Lurah Penjaringan, Suranta, sempat menjadi bahan bulanan warga Kampung Luar Batang saat berkunjung di Masjid Kramat Luar Batang.
Para warga ini emosi, bahkan terprovokasi hingga berujung menuding para pejabat itu datang lantaran membawa Surat Peringatan (SP) 1 ke Masjid Kramat Luar Batang, untuk warga Kampung Luar Batang.
Bahkan emosi warga kian melejit, saat tahu Kawasan Luar Batang akan dibangun sebuah plaza dan akses khusus agar terhubung dengan Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat tersebut.
Trauma dan berkaca kondisi Kampung Akuarium dan Pasar Ikan yang sudah diratakan dengan tanah, serta telantarnya beberapa warga, bentrokan pun terjadi.
Dua korban luka akibat bentrokan itu pun melanda pada Lurah Penjaringan, Suranta dan Bambang yang diketahui anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Penjaringan yang saat itu mendampingi Saefullah.
"Makanya ya, saya katakan ya sekarang juga. Warga Kampung Luar Batang itu jangan diganggu-ganggu semenjak kejadian bentrokan. Sekelas Sekda DKI datang ke sini (Luar Batang) hampir jadi bulan-bulanan warga. Apalagi macam sekelas Gubernur DKI (Basuki Tjahaja Purnama/Ahok) itu? Bisa mati kali di sini. Untung waktu itu enggak ada yang bawa parang atau samurai warganya," jelas Amiluddin (45) warga di Kamlung Luar Batang saat diwawancarai Warta Kota.
Amiluddin menerangkan, warga tak hanya stres berat lantaran bakal menjadi korban penggusuran terkait program revitalisasi Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa olwg Mantan Bupati Belitung Timur (Ahok) tersebut.
Bahkan, segelintir informasi didengar Amiluddin, warga bakal melakukan gencatan senjata apabila Pemprov DKI Jakarta bersikukuh mengerahkan petugas gabungan untuk meratakan Kampung Luar Batang.
"Sepertinya sosialisasi sudah enggak bakalam mempan deh. Mau itu di sosialisasi berkali-kali, kayaknya warga sudah enggan lihat pejabat DKI datang berkunjung ke sini. Toh ya saya bilang seperti ini emang kenyataannya begitu. Mungkin anda melihat warga-warga di sini sekarang kayak biasa-biasa saja. Sebenarnya mereka sudah siap siaga. Termasuk saya. Jujur, saya enggak mau pindah karena dari kecil, Luar Batang ini lah tanah kelahiran saya," tutur PKL di Kawasan Masjid Luar Batang ini.
Penuturan warga lainnya, Minarti (50), justru tak berbeda jauh pendapatnya dengan Amiluddin. Dirinya pun siap menghadapi para petugas gabungan, apabila Pemprov DKI bersikukuh melakukan penggusuran di Kampung Luar Batang yang sudah dihuninya selama 40 tahun.
"Jangan macam-macam. Kalangan ibu-ibu di sini saya sudah siap lempar kepala Ahok dengan batu reruntuhan bangunan milik warga Kampung Akuarium dan Pasar Ikan. Di sini warga urat emosinya ya masih keluar. Jangan dipancing deh. Lalu saya minta Ahok enggak usah begajulan jadi Gubernur DKI," ucapnya sambil menjemur pakaian.
Sementara itu, Lurah Penjaringan, Suranta dan Camat Penjaringan, Abdul Khalit belum merespon terkait hal ini. Baik itu via pesan singkat, maupun telepon. (Panji Baskhara Ramadhan)