Klinik Aborsi Digeledah, Tukang Sayur: Dulu Saya Hampir Mau Berobat Ke Sana
Diduga menjadi tempat praktik aborsi, Subandi kaget mendengar hal itu.
Penulis: Yurike Budiman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Subandi, seorang tukang sayur yang setiap hari melewati Jalan Kramat VII, mengaku pernah berkeinginan masuk ke sebuah klinik yang baru semalam digeledah Satpol PP bersama Dinas Kesehatan pada Kamis (19/5/2016).
Diduga menjadi tempat praktik aborsi, Subandi kaget mendengar hal itu.
"Dulu saya sempat tanya-tanya sama karyawannya kan kadang suka beli sayur sama saya, saya bilang mau berobat di situ berapa ya, Rp 50-75 ribu kali yah. Terus karyawannya bilang, lah siapa yang mau berobat pak? Terus saya jawab, saya lah, tapi dia ketawa-ketawa saja," ujar Subandi ditemui Tribunnews.com pada Jumat (20/5/2016).
Subandi setiap hari melewati gang Kramat VII ini dan memang melihat banyak perempuan yang keluar-masuk ke klinik tersebut.
"Saya nggak tahu itu klinik buat aborsi, yang saya tahu malah klinik dokter umum biasa. Makanya dulu saya mau coba ke sana tanya dulu sama yang beli sayur, saya pikir pasti mahal biayanya," tutur Subandi yang sudah 16 tahun menjadi tukang sayur keliling.
Ia mengaku sering melihat pasien yang masuk berpasangan.
"Ini kan sampai sore kliniknya, kalau pagi itu sudah banyak yang datang biasanya pasangan. Tapi ya saya nggak kepikiran ini tempat gugurin anak," kata warga Kwitang Kembang 2, Jakarta Pusat.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Satpol PP menggerebek sebuah klinik ilegal di Jalan Kramat VII Nomor 12 A Jakarta Pusat, Kamis (19/5/2016) sore.
Tempat itu diduga menjadi sarana melakukan tindak aborsi.