Kasus Pembunuhan dan Perkosaaan Terhadap Enno Fariah, Ini Tanggapan Warga Jakarta
Ia berharap pelaku dapat diadili dengan diberi hukuman mati.
Penulis: Yurike Budiman
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pembunuhan dan perkosaan yang dialami Enno Fariah (18), karyawan pabrik di Tangerang, Banten, memancing reaksi warga.
Diah, warga Jakarta yang Tribun temui di sela Car Free Day mengatakan, perbuatan pelaku sangat sadis dan tidak berperikemanusiaan.
"Jahat sih, sadis, dan tidak berperikemanusiaan. Caranya itu tragis banget buat orang mati dibunuh ngerasa kesakitan dan menderita dulu," ujarnya di Bundaran HI, Minggu (22/5/2016).
Ia berharap pelaku dapat diadili dengan diberi hukuman mati.
"Itu sih hukuman mati sudah wajib buat pelaku, kalau untuk yang usia di bawah umur harusnya diberi bimbingan psikolog, apa dia punya perilaku menyimpang, kenapa dia bisa seperti itu," tutur warga Condet, Jakarta Timur, ini.
Warga Jakarta lainnya, Najwa, siswa kelas 5 SDN Duri Kosambi 06 ini mengatakan, peristiwa tersebut membuatnya makin hati-hati. Apalagi jika berkenalan dengan orang lain di media sosial.
"Jadi selalu hati-hati, takut sama orang yang gak dikenal," tutur siswa SD berusia 11 tahun ini.
Najwa mengakui selama berinteraksi di media sosial seperti Facebook, dirinya tidak berani berkenalan dengan orang lain selain teman sekolahnya.
"Main sih, tapi gak sampai kenalan. Ini juga sama teman-teman gak pernah kenal macam-macam," ujarnya.
Seperti diberikana, Eno ditemukan ditemukan tewas di mess karyawan tempat tingggalnya di Kompleks Pergudangan 8, Bok DV, RT 01/06, Kosambi Dadap, Kabupaten Tangerang, Jumat (13/5/2016).
Eno meninggal dengan luka pukulan benda tumpul di kepala serta sekujur tubuhnya dan gagang cangkul menancap di kemaluannya.
Enno diperkosa dan dibunuh oleh pacarnya sendiri, berinisial RA (16) yang masih duduk di bangku SMP.
Eno sehari-hari bekerja di PT Plita Gobat, Dadap.