Rano Karno: KEK Tanjung Lesung Akan Dongkrak Dua Daerah Tertinggal
Gubernur Banten Rano Karno optimis kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung di Pandeglang itu bakal menjadi lokomotif perekon
Editor: Toni Bramantoro
“Sekarang mau dibandingkan dengan siapa? Oil and gas? Grafiknya turun terus dari USD 32,6M di 2013, menjadi USD 30,3M di 2014 dan tinggal USD 18,9M di 2015. Pun juga coal atau batu bara, dari USD 24,5M di 2013, menjadi USD 20,8M di 2014, dan tinggal USD 16,3M di 2015. Kepala sawit juga turun dari USD 17,5M di 2014 menjadi USD 15,5M. Hanya sector Pariwisata yang secara konsisten naik, dari USD 10,5 di 2013, lalu USD 11,1M di 2014, dan naik USD 11,6M di 2015. Trend-nya naik,” sebut Arief Yahya.
Dari sisi ketenaga kerjaan, kata Arief Yahya lagi, juga terus mengalami kenaikan. Dari 9,6 juta di 2013, 10,3 juta di 2014, 11,3 juta di 2015 dan diproyeksikan tahun 2016 ini menjadi 11,7 juta tenaga kerja. “Tahun 2019 nanti akan mencapai 13 juta orang, yang bekerja di sector Pariwisata.
Sudah betul Pak Gubernur Rano Karno, jika menjadikan Pariwisata sebagai lokomotif untuk memajukan daerahnya, termasuk mengentaskan dua daerah tertinggal Pandeglang dan Lebak itu,” ungkap Menteri Arief Yahya.
Secara terpisah, Staf Ahli Menko Perekonomian Bidang Pembangunan Daerah, Wahyu Utomo, menyambut baik penetapan lokasi pembangunan tol darat dari Serang-Panimbang itu.
Baginya, hal ini sangat strategis. Utamanya dalam mendukung akses utama menuju Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung.
“Infrastruktur jalan adalah faktor penting untuk menghidupkan pariwisata Tanjung Lesung, Banten. Begitu akses tol darat dari Serang ke Tanjung Lesung tembus, pertumbuhan pariwisata ke arah Banten pasti naik. Dukungan anggaran Rp 700 Miliar hingga Rp 900 Miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sedang disiapkan untuk pembebasan lahan jalan tol Serang-Panilmbang,” urai Wahyu Utomo.