Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jumlah Penduduk Miskin Jakarta Bertambah 15.630 Orang

Badan Pusat Provinsi (BPS) DKI Jakarta merilis jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jumlah Penduduk Miskin Jakarta Bertambah 15.630 Orang
Kompas TV
Seorang balita keluar dari sebuah pipa PDAM di Jakarta. Balita ini bersama orang tuanya tinggal di dalam pipa. Banyaknya warga miskin Jakarta memiliki rumah layak membuat banyak dari mereka tinggal di dalam pipa. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta mengalami peningkatan 0,14 persen atau bertambah berkisar 15.630 orang.

Badan Pusat Provinsi (BPS) DKI Jakarta merilis jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta.

Diketahui jumlah penduduk miskin pada bulan September 2015 mencapai 368.670 orang atau 3,61 persen dari total jumlah penduduk di DKI Jakarta.

Sedangkan pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 384.300 orang atau 3,75 persen.

Artinya ada peningkatan sebesar 15.630 orang atau meningkat 0,14 poin.

Dibandingkan dengan Maret 2015 dengan jumlah penduduk miskin sebesar 398.920 orang atau sekitar 3,93 persen, maka jumlah penduduk miskin pada Maret 2016 mengalami penurunan sebesar 14.620 ribu atau menurun 0,18 poin.

Peningkatan jumlah penduduk miskin di Jakarta dikarenakan terjadinya peningkatan angka garis kemiskinan pada bulan Maret 2016.

Berita Rekomendasi

Kepala Bidang Statistik Sosial BPS DKI Jakarta, Sri Santo Budi Muliatinah memaparkan, angka garis kemiskinan pada awalnya sebesar Rp 487.388 per kapita per bulan pada bulan Maret 2015, meningkat menjadi Rp 503.038 per kapita per bulan pada bulan September 2015.

Kemudian Garis Kemiskinan semakin meningkat pada Maret 2016 mencapai Rp 510.359 per kapita per bulan.

“Jadi angka garis kemiskinan pada bulan Maret 2016 lebih tinggi dibandingkan angka garis kemiskinan di bulan Maret dan September 2015,” ujar Sri di Jakarta Pusat, Senin (18/7/2016).

Penyebab peningkatan angka garis kemiskinan, disebabkan perananan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komiditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.

Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan Maret 2016 mencapai 64,59 persen atau sebesar Rp 329.644, sedangkan sumbangan garis kemiskinan non makanan terhadap angka garis kemiskinan sebesar 35,41 persen atau sebesar Rp 180.715.


Dipaparkannya, rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan mengalami peningkatan sebesar 0,183 poin.

Yakni pada September 2015 sebesar 0,274 poin menjadi 0,457 pada Maret 2016.

Namun berbanding terbalik bila dibandingkan Maret 2015. Yakni mengalami penurunan 0,060 poin, pada Maret 2015 sebesar 0,517 menjadi 0,457 pada Maret 2016.

“Sedangkan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin meningkat sebesar 0,039 poin. Dari awalnya 0,044 menjadi 0,083 selama kurun September 2015 – Maret 2016 dan turun sebesar 0,021 poin dari 0,104 menjadi 0,083 selama kurun Maret 2015-Maret 2016,” tutup Sri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas