Benarkan Adian Napitupulu, Pendamping Ahli Teman Ahok Dikabarkan Keluar
Putu juga mengucapkan maaf atas pernyataannya yang mengaku tudingan Adian.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendamping Ahli kelompok pendukung Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau Teman Ahok, I Gusti Putu Artha, dikabarkan hengkang.
Keputusan tersebut menyusul polemik pernyataannya yang membenarkan pernyataan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Adian Napitupulu.
Dia menjelaskan, percakapan yang dilakukannya bulan lalu tersebut salah paham.
Awalnya, Putu bilang ada screenshot yang beredar antara dirinya dalam grup berjudul 'Visi Muda Bali'.
Dirinya sekaligus mengakui menulis pernyataan 'Statemen Adian Napitupulu Benar Semua'.
"Ya. Tapi, pernyataan itu tidak ada hubungannya dengan kinerja Teman Ahok," ujar Putu melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Sebelumnya, Adian meragukan, keakuratan satu juta dukungan Kartu Tanda Penduduk yang dikumpulkan Teman Ahok untuk maju dari jalur perseorangan pada Pilkada DKI 2017.
Adian menyangsikan dana yang terkumpul dari penjualan merchandise menembus Rp6,5 miliar.
Dalam screenshot grup WhatsApp Visi Muda Bali yang beredar di Twitter, Putu Artha menyatakan pernyataan Adian benar.
Pengakuan itu berpolemik, termasuk di komunitas TemanAhok.
Merespon hal tersebut, dalam sebuah Grup WhatsApp lain, JR UU Pilkada, Putu Artha menyatakan siap mundur sebagai pendamping ahli kelompok besutan Amalia Ayuningtyas cs itu.
"Jika karena ini kawan-kawan merasa tidak nyaman, secara moral saya siap mengundurkan diri dari komunitas Teman Ahok dan tim Ahok agar tidak ada ganjalan," ucapnya, ditulis Putu dalam screenshotnya.
Eks komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut mengaku, bakal kembali ke kampung halaman bila hengkang dari Teman Ahok nantinya.
"Mungkin itu yang paling terhormat jika ini sebuah kesalahan," ucap Putu.
Putu juga mengucapkan maaf atas pernyataannya yang mengaku tudingan Adian.
Beberapa anggota JR UU Pilkada pun meminta Putu tetap bertahan.
"Jangan Bang Putu," pinta Saut M Sinaga, salah satu penggugat UU Pilkada yang belum lama disahkan DPR.
"Saya justru respek dengan kejujuran," sahut Rudi Valinka atau yang terkenal dengan akun @kurawa di Twitter.