Kisah Anak-anak Jakarta yang Cari Uang dari Hujan Deras, Sehari Bisa Dapat Rp 100 Ribu
Anak-anak di Stasiun KRL Palmerah ini justru mengharapkan hujan deras yang lama agar mereka bisa mengumpulkan banyak uang.
Penulis: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Keturunan Tionghoa percaya turunnya hujan lebat saat Imlek menjadi pertanda berlimpahnya rezeki di sepanjang tahun.
Namun bagi anak-anak di Jakarta ini hujan lebat bukan sekedar dipercayai pertanda rezeki.
Hujan lebat justru menjadi sumber rezeki mereka, Rabu (20/7/2016).
Anak-anak di Stasiun KRL Palmerah ini justru mengharapkan hujan deras yang lama agar mereka bisa mengumpulkan banyak uang.
Anak-anak ini bermain sambil mencari uang dengan menawarkan jasa peminjaman payung atau lebih dikenal dengan sebutan ojek payung.
Septian (23) seorang pemuda rela basah kuyup, ia berlari-lari bersama teman-teman lain yang memanfaatkan momen ini.
Ia tak malu bersaing dengan teman-temannya yang masih usia SD maupun SMP.
Dari ujung rambut hingga ujung kaki basah, ia pun tak menggunakan alas kaki.
Berjalan cepat sesekali berlari mengikuti sang penyewa payung.
Sesekali ia juga menyapa rekan lain yang berpapasan dengannya menyewakan payung.
Septian tampak menggigil kedinginan, pemuda yang telah lulus SMA sejak 2012 lalu ini memilih menjadi ojek payung sebagai pekerjaan sampingan.
Saat ini ia mengaku belum mendapat pekerjaan tetap.
"Lumayan bang kerja kayak gini dapat uang sedikit-sedikit," ujarnya.
Menurutnya jasa meminjamkan payung menjadi cara yang cepat untuk mendapatkan uang.
Penyewa payung biasanya memberi uang antara Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu, bahkan ada yang baik hati memberikan lebih.
"Sehari pernah dapet cepek (Rp 100 ribu) itu kalau hujannya lama," imbuhnya.
Ia pun punya rahasia kenapa tidak sakit meski harus hujan-hujanan tekuni jasa meminjamkan payung.
"Pertama lihat kondisi tubuh dulu apakah fit, habis itu kalau hujan reda sampai rumah langsung mandi dan keramas, itu cara agar tak kena masuk angin," katanya.
Septian yang saat ini masih berupaya mencari pekerjaan yang lebih baik sempat menjadi karyawan restoran hingga usaha bordir langusng beranjak pergi setelah mendapatkan uang jasa.
Ia akhiri jasanya dengan senyum dan ucapan terima kasih.
Septian pun kembali berlari ke Stasiun Palmerah untuk menjemput rezekinya.
Hujan ternyata bisa menjadi berkah bagi orang lain, apapun bila ditekuni bisa menjadi peluang usaha.
Kuncinya hilangkan rasa sungkan, gengsi atau malu. (*)