Ichsanuddin Noorsy Mengaku Banyak Warga DKI Remehkan Dirinya Saat Kumpulkan KTP
"Ini yang saya sebut sebagai 'Symbolic Torture', masyarakat suka kepada pemimpin yang kata-katanya kasar dan jelek."
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Ichsanuddin Noorsy mengakui betapa sulitnya mengumpulkan dukungan berupa fotocopy KTP dari warga DKI Jakarta.
Terlebih pria yang dikenal sebagai pengamat ekonomi itu tidak memberikan sepeser pun uang dari kantongnya.
"Jujur saya akui sulit sekali mengumpulkan dukungan tanpa uang dari masyarakat DKI Jakarta. Tidak mudah apalagi buat saya," jelasnya di Kantor KPUD DKI Jakarta, Minggu (7/8/2016)
Noorsy menjelaskan bahwa selama kurang lebih 10 bulan mulai dari November 2015 lalu banyak warga DKI Jakarta yang justru meremehkan dirinya untuk maju sebagai gubernur DKI Jakarta.
Namun begitu, ada hal menarik yang ditemukan olehnya ketika melakukan perbincangan dengan warga.
Noorsy menyebut bahwa masyarakat DKI Jakarta terkena penyakit "Symbolic Torture" atau dia menyebut sebagai kekerasan simbolik yang suka kepada pemimpin yang tidak tertib dan terkesan menindas.
"Ini yang saya sebut sebagai 'Symbolic Torture', masyarakat suka kepada pemimpin yang kata-katanya kasar dan jelek. Saya tidak mau ini terus berlanjut," kata Noorsy.