Merdeka itu, Bisa Makan dan Menafkahi Keluarga Setiap Hari
Keringat bercurcuran deras akibat sengatan matahari tidak menuyurutkan niat Mustijah,berkeliling jualan bendera.
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan wartawan magang, Franz Dian
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Keringat bercurcuran deras akibat sengatan matahari tidak menuyurutkan niat Mustijah,berkeliling jualan bendera.
Menggunakan gerobak yang terlihat begitu berat untuk didorong. Pria 32 tahun itu tetap bersemangat untuk mencari uang demi istri dan keempat anaknya.
Keluarga merupakan semangat untuk dirinya. Ia selalu kembali bersemnagat untuk mendorong gerobak sembari berjualan setiap kali mengingat keluarganya. Begitu kata Mustijah saat ditemui kemudian berbincang santai sambil melepas lelah.
Senyum wajahnya mengembang, penuh keyakinan bendera yang ia jual akan habis. Kesehariannya Mustijah mengaku berkeliling ke beberapa ruas jalan di Ibu Kota. Saat ditemui, ia mengungkap, kelilling menggunakan gerobak dari Kecamatan Setia Budi Jakarta Selatan ke Jalan Sudirman.
Ia mengaku sudah menekuni profesi musiman ini selama 10 tahun. Profesi sesungguhnya hanyalah sebagai kuli bangunan. "Kalau ditanya penghasilan perhari bisa sampai Rp 500 ribu," ungkapnya.
Ia kemudian membandinfkan profesi yang ia tekuni, sebagai kuli bangunan. Upah berdagang bendera jauh lebih besar didapatkannya dan bisa menutupi kebutuhan sehari-hari.
Perantau asal cirebon yang sudah menetap lama di Jakarta ini kemudian tersenyum simppul, saat ditanya arti kemerdekaan. Namun, ia menjawab diplomatis.
"Setiap hari bisa makan dan mencukupi kebutuhan sehari hari merupakan arti merdeka sesungguhnya," katanya sambil tekekeh.