Grace Natalie Heran dengan Perdebatan Maju Tidaknya Risma di Pilgub DKI
Pro dan kontra majunya Tri Rismaharini di Pilkada DKI Jakarta semakin panas.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pro dan kontra majunya Tri Rismaharini di Pilkada DKI Jakarta semakin panas.
Persoalannya perdebatan tentang kepastian pencalonan Risma dalam kontestasi Pemilihan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu terlihat tidak melibatkan pribadi Risma sendiri.
Setidaknya itu yang dirasakan oleh Grace Natalie, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
“Saya kok heran yah, perdebatan ini sudah menjurus ke arah kekerasan gender. Semua orang ribut mecalonkan Risma, tapi persoalannya baik yang mencalonkan maupun yang menolak Risma meninggalkan Surabaya, tidak pernah secara langsung menanyakan keinginan hati Ibu Risma," kata Grace mengungkapkan keprihatinannya di Jakarta, Kamis (11/8/2016).
Menurut Grace, sejak awal PSI selalu menyebut Risma orang baik dan bagi PSI orang baik itu ditempatkan dimana saja pasti akan tetap berbuah manis.
"Tapi bagaimanapun semua keputusan ini akhirnya berpulang kepada Ibu Risma sendri,” kata Grace.
Dia menambahkan bahwa ini adalah gambaran nyata bahwa bagaimana perempuan di politik masih ditempatkan sebagai objek, bukan subyek.
“Perempuan dan pemimpin sebaik Ibu Risma pun masih diperlakukan hanya sebagai obyek, seakan beliau itu batu yang tidak memiliki keinginan hati sendiri,” katanya.
Grace Natalie agak menghindar ketika ditanyakan mengenai faktor Megawati Soekarnoputri yang pada akhirnya akan memastikan polemik ini berakhir.
“Ya saya tidak punya pretensi apapun untuk menilai apakah PDIP dan tentu Ibu Megawati Seokarnoputri sebaiknya mengajukan atau tidak mengajukan Risma di DKI, PSI tetap solid bersama Ahok,” katanya.
Namun Grace percaya dua orang perempuan hebat ini akan memutuskan yang terbaik berdasarkan intuisi keperempuanannya.
“Persoalan ini memang rumit, namun sebagai perempuan, saya yakin Ibu Mega dan Ibu Risma adalah dua sosok perempuan hebat. Pada akhirnya baik Ibu Mega dan Ibu Risma paling tahu yang harus keluar sebagai keputusan mereka. Perempuan hebat seperti Ibu Mega dan Ibu Risma pada akhirnya akan mendengar suara hati mereka," katanya.
Grace menambahkan bahwa jika perempuan sudah memutuskan sesuatu dengan intuisi dan kata hatinya, maka hanya dua yang mampu membelokkannya yakni Tuhan dan Rakyat.
“Ibu Mega tinggal berbicara dan menanyakan tertutup ke Ibu Risma, apakah ibu Risma memilih maju di DKI atau tetap melanjutkan mandatnya sebagi Walikota Surabaya. Dalam kondisi seperti benar kaya Maxim Gorky, hanya ibu/perempuan yang bias meramalkan masa depan," kata Grace.