Seorang Sopir Cabuli Anak Majikan di Dalam Mobil
Seorang sopir pribadi nekat mencabuli anak majikan saat berada di mobil.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang sopir pribadi nekat mencabuli anak majikan saat berada di mobil. Adalah AA (26) yang akhirnya ditangkap polisi di kawasan Kedoya, Jakarta Barat usai ketahuan melakukan pencabulan terhadap remaja putri berinisial A(15).
Selain mencabuli, AA juga sempat mengambil foto korban saat melakukan adegan tidak senonoh tersebut.
"Hanya pose-pose belum mengarah porno. Hanya pose si anak," ujar Kasubdit Jatanras Dit Reskrimun Polda Metro Jaya, AKBP Hendy F Kurniawan.
Setelah dilakukan penelusuran, kata dia, ada foto berupa angkat kaki. Saat di foto tersebut, korban masih memakai celana pendek.
"Nanti, kami kan perlu pendalaman lagi, tetapi kami kan tak bisa menyimpulkan dari foto itu terkait dengan tindakan cabul. Untuk foto secara manual ada tiga, tetapi nanti melalui IT, kami coba selidiki foto-foto lain," tambahnya.
Polisi masih mendalami motif AA (26), sopir pribadi yang diduga mencabuli remaja putri berusia 15 tahun di dalam mobil. Sejauh interogasi, pelaku mengaku melakukan hal itu untuk iseng-iseng saja. Akan tetapi ada beberapa gambar di HP-nya yang menurut polisi tak pantas.
"Motifnya masih kami dalami. Tapi sejauh ini pengakuannya cuma iseng-iseng saja, enggak ada maksud apa-apa," ujar Kanit V Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Budi Towoliu.
Sebagai sopir pribadi AA diketahui sudah bekerja selama enam tahun di rumah majikannya kawasan Kedoya, Jakarta Barat. Selain mengantar jemput tiga anak majikan termasuk korban, AA juga mengantar jemput korban ke lokasi bimbingan belajar.
Ketimbang dua anak majikannya yang lain, A (15) memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama korban di perjalanan. AA juga ada kesempatan bertemu korban di rumahnya ketika orangtua korban masih bekerja.
Sementara orangtuanya pulang kerja di atas jam 17.00 WIB. Di rumah itu cuma ada pembantu perempuan sudah nenek-nenek. AA tidak tinggal di rumah korban. Biasanya AA selesai bekerja di atas pukul 17.00 WIB.
"Tinggalnya di kosan dia ini, jaraknya sekitar 300 meteran dari rumah korban," ujar Budi.
Berawal dari Whatsapp
Gerak-gerik pelaku yang diduga mencabuli korbannya di dalam mobil terlihat oleh seorang pengendara pada Senin (22/8) di tengah kemacetan tol.
Kemudian dibuat jadi pesan berantai via whatsapp dan jadi viral di media sosial.Pesan berantai disebar pada Senin (22/8) dan berubah jadi viral pada Selasa (23/8).
Polisi kemudian melakukan perburuan dan meringkusnya kemarin pagi. Kedua orangtua korban tak pernah mengetahui perbuatan sang sopir dengan putrinya yang baru lulus SMP itu. Padahal sopir itu sudah bekerja selama 6 tahun di keluarga itu, atau sejak korbannya duduk di kelas 3 SD.
Korban berinisial A lulusan SMP swasta di Alam Sutera, Tangerang Selatan. Dia tengah berencana melanjutkan sekolah menengah di Singapura. Makanya sejak lulus SMP bulan April 2016 lalu, A rutin ikut bimbingan belajar setiap hari, sejak pagi sampai sore hari. Dan pelaku yang bertugas mengantar jemputnya setiap hari.
Inilah isi pesan berantai yang jadi dasar perburuan oleh polisi :
Kemarin hari Senin, 22 Agustus 2016, lagi dalam keadaan macet, di depan saya ada mobil (B8509HO) yg kacanya tgk begitu gelap,terlihat ada supir dan seorg anak perempuan kecil yg duduk di blkg kiri. Sy berasa aneh sewaktu si supir mengacung2 kan dan menggerakkan jari tengahnya ke arah belakang. Ga lama kemudian, si anak itu mengangkat kaki ke senderan kepala tempat duduk depan. Setelah itu si supir mengeluarkan HP dan memoto ke arah selangkangan anak itu. Dalam keadaan masih macet, si supir memaling ke belakang dan menundukkan kepalanya ke bawah dan ke belakang. Melihatnya memuakkan sekali. Mohon di bantu BC supaya si pemilik mobil, org tua anak itu bisa cepat menginvestigasi kejadiaan tersebut. Jangan sampai kejadian tsb dibiarkan dan laporkan ke pihak berwajib. Terutama bagi yg punya anak perempuan, hati2 lah dalam mengantar jemput anak anda, jangan biarkan anak tidak ditemani, dan hanya berdua dgn supir.(warta kota/theo/tribunnews/glery lazuardi)