Ahok Anggap Saefullah Sebagai Sekda Lakukan Pembiaran
Ahok melampiaskan kekesalannya kepada Sekda DKI Saefullah lantaran hanya diam saat Badan Musyawarah Betawi mulai terlibat politik.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melampiaskan kekesalannya kepada Sekda DKI Saefullah lantaran hanya diam saat Badan Musyawarah Betawi mulai terlibat politik.
Bahkan melontarkan kalimat bernada Suku, Agama, Ras, dan antar Agama (SARA).
Seperti yang terjadi saat Lebaran Betawi 2016 yang dihadiri sejumlah Ormas Betawi dan tokoh politik yang bertolak belakang dengan Ahok.
Saefullah saat itu hadir bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi, serta Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana.
Ahok menyarankan Saefullah untuk mundur dari jabatannya.
"Pak Saefullah harusnya mundur saja, karena membiarkan (Bamus berpolitik dan menghujat)," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2016).
Kata Ahok, seorang PNS sudah disumpah tidak boleh SARA dan melanggar Undang-Undang Dasar 45.
Saefullah seharusnya bisa menjaga amanat yang diembannya sebagai seorang Sekretaris Daerah.
"Nggak boleh, itu namanya penyalahgunaan jabatan, harusnya jadi Sekda nggak boleh begitu dong," katanya.
Sebelumnya, cibiran dan ajakan untuk tidak memilih Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang, disampaikan dalam acara Lebaran Betawi 2016 yang digelar di Lapangan Banteng, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (14/8/2016).
Ajakan tersebut berlangsung saat Ketua Umum Forum Betawi Rempug Lutfi Hakim menyampaikan kata sambutannya.
Dalam sambutan tersebut, ia mengungkapkan kekecewaannya lantaran Ahok tidak hadir dalam acara yang digelar sekali dalam setahun itu.