4 Pria Misterius Terkait Pembunuhan Wildan Telah Diketahui Identitasnya
Polisi sudah mengantongi identitas pembunuh Wildan Defa Pangestu (18), seorang pekerja konveksi.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Polisi sudah mengantongi identitas pembunuh Wildan Defa Pangestu (18), seorang pekerja konveksi.
Sebelumnya, kematian Wildan jadi misterius, sebab jenazahnya diantar oleh 4 pria misterius ke tempat kerjanya di Kota Bambu Utara 3, No. 9, RT 7/6, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Minggu (20/11/2016) pukul 20.00.
Kanit Reskrim Polsek Palmerah, Ajun Komisaris Bambang, mengatakan bahwa segalanya sudah cukup jelas terkait peristiwa itu.
Kejelasan terungkap setelah polisi menemukan motor yang dipakai untuk mengantar jenazah korban. Dari situ polisi mengamankan sembilan saksi untuk dimintai keterangan.
"Ke sembilan saksi itu tahu peristiwa pemukulan terhadap Wildan," ucap Bambang ketika dihubungi Wartakotalive.com, Senin (21/11/2016) sore.
Saat ini, kata Bambang, ada 2 orang yang jadi buruan utama. Lelaki berinisial BSK dan ARD.
Dari keterangan para saksi, peristiwa pemukulan itu berawal saat korban dan empat rekannya (termasuk BSK dan ARD) menenggak minuman keras dekat sebuah tanggul di Tanahabang, Jakarta Pusat.
Saat hujan turun, kelimanya kemudian berpindah tempat ke Gang Krishna, sekitar 1 kilometer dari tempat kerja korban.
Di sana mereka melanjutkan minuman keras sambil korban ditato tubuhnya. Saat itulah keributan terjadi
Keributan terjadi beberapa kali, dan puncaknya kepala Wildan dipukul balok oleh terduga pelaku berinisial ARD.
Korban pun tergeletak dan keempat orang yang minum bersamanya pergi.
Baru selanjutnya korban dibawa ke tempat kerjanya dalam kondisi tak sadarkan diri oleh 4 pria misterius. Ternyata beberapa diantaranya adalah rekan BSK dan ARD.
Salah satu yang membawa korban ke tempat kerjanya adalah lelaki bernama Nawi.
"Tapi mereka yang mengantar ini bukan orang-orang yang minum bersama korban. Makanya mereka saksi saja," kata Bambang.
Sementara terduga utama, yakni BSK dan ARD kini lenyap. "Sedang dicari sekarang," ucap Bambang.