Dinsos DKI Angkut Pengemis di JPO, Barang Bawaannya Bikin Petugas Kaget
Irfan (28), pengemis di JPO Sarinah, Jalan MH Thamrin, diangkut oleh Dinas Sosial Jakarta Pusat.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Irfan (28), pengemis di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Sarinah, Jalan MH Thamrin, diangkut oleh Dinas Sosial Jakarta Pusat.
Informasi tersebut didapat dari live tweet yang dilakukan akun jejaring sosial Twitter milik Dinsos DKI Jakarta, @DinsosDKI1, Selasa (22/11/2016).
Diketahui, pengemis yang mengenakan baju biru tersebut berpenghasilan Rp1 juta dan membawa dua smartphone canggih.
Kepala Sudinsos Jakpus, Susana Budi Susilowati mengemukakan penjangkauan pengemis yang diketahui disabilitas tubuh dengan tangan dan kaki tidak sempurna itu berdasarkan laporan masyarakat melalui aplikasi Qlue.
"Kami mendapati Irfan membawa uang tunai yang berjumlah Rp1.050.000 serta Smartphone Samsung Note 3 dan I Phone 5S," ujar Susan.
"Pengakuannya, ia sering berpindah lokasi untuk mengemis," lanjut Susan.
Dia melanjutkan, Irfan juga mengaku sudah mengemis di banyak tempat, antara lain Citraland, Pasar Kebayoran Lama, Sarinah dan tempat lainnya.
Pertama kali, dia mengemis di JPO Trisakti.
Di sana, dia mengontrak sendiri di Pesing Cengkareng dengan membayar Rp200 ribu per bulan.
"Setelah itu ia berpindah pindah tempat terus. Ia berasal dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Tinggal di Jakarta sendirian sejak tahun 2010," tutur Susan.
Lalu di Twitter tersebut, Susan mengatakan, "Dia dulu kabur dari rumah dengan mengambil uang neneknya Rp500 ribu. Lalu, dia ke Jakarta dari Terminal Cibadak turun di Citraland Grogol."
Susan juga mengatakan, dalam sehari, Irfan mengemis bisa mendapatkan uang sekitar Rp200 ribu.
Ketika pulang kampung ke daerahnya pada 2011, dia mampu membawa uang Rp3 juta.
"Dia balik Ke Jakarta lagi akhir Desember 2013. Setelah itu dia tinggal di Radio Dalam Kebayoran Lama dengan pekerjaan sebagai pengemis lagi," kata Susan.
"Namun sekarang sudah kami jangkau dan akan kami bina di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat," imbuh Susan.