Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dewi Ungkapkan Kedamaian dan Keindahan Lewat Karya Lukisan

Beberapa pameran telah Dewi ikuti antara lain di Hotel Crown Plaza, Sahid Jaya, Grand Indonesia, Central Park, dan Gandaria City.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Dewi Ungkapkan Kedamaian dan Keindahan Lewat Karya Lukisan
Ist/Tribunnews.com
Pameran tunggal Dewi bersamaan dengan syukuran ulang tahunnya yang ke 63 tahun di Sentra Jamu Indonesia (SJI), Grha Muncul Mekar, Jakarta. 

Macaw, jenis burung masih satu rumpun Nuri, dekat dengan KaKak Tua, adalah jenis burung dengan warna bulu indah, paruh kuat, bisa berkumpul di alam bebas, dan setia dengan pasangannya. Keberkelompokan ini ditampilkan dalam suasana bahagia-the happy Macaw, yang penyelesaiannya memerlukan waktu enam bulan.

Macaw, burung asli Australia juga ditampilkan dalam latar warna kuning sangat sepadan dan proporsi sarat makna tentang arti pentingnya keberagaman untuk kedamaian bersama.

Kalau ada sesuatu yang berbeda, pada lukisan cat air, Old Town, ini menyembunyikan rasa diam (nglangut) yang panjang sunyi dari Dewi saat menikmati kota Semarang, tempat dia bersekolah dan bertemu suami tercinta, yang tak didapat karya yang lainnya.

Terhadap hal ini, Sofyan Hidayat, bertutur, barang kali ini bagian dari "pengalaman pribadi" yang berbeda dengan yang ada selama ini dia buat.

"Tapi pada akhirnya menyempurnakan keindahan, dan atau pilihan warna. Sesungguhnya keindahan menjadi lebih indah ketika dibagikan. Karena saya menganggap Dewi menemukan makna baru dalam proses kreatifnya, ketika diucapkan dan bisa diungkapkan," ungkapnya.

Melukis bagi Ibu dari tiga putri, Vanina, Yana dan Candice ini, sebagaimana seniman lainnya, tak berbeda dengan posisinya sebagai bagian dari keluarga besarnya, sebagai istri, sebagai ibu, sebagai oma, sebagai bagian dari kehidupan seharian. Dan dalam suasana itulah karya-karya kreatifnya lahir, mengalir, dan tak mengenal akhir.

Lahir dari keluarga pengusaha, Dewi Hidayat mengaku tak memiliki darah pelukis. Ayah Dewi lebih suka menyanyi dan sang kakek juga lebih menggandrungi dunia pewayangan. Dia melukis tahun 2001, sebelumnya ketika masih sekolah melakukan kegiatan sebagai hobi saja, termasuk membaca buku dan mendengarkan musik.

Berita Rekomendasi

Melalui karya-karyanya, Dewi ingin menunjukkan pada semua orang bahwa bangsa ini punya banyak keindahan yang layak dijaga dan dirawat. Beragam tanaman bunga dengan aneka warna yang dia lukis dari kebunnya sendiri itu, kata dia, merefleksikan keindahan yang diberikan Tuhan kepada umat manusia.

Dewi mengaku menuntaskan setiap lukisan itu dalam waktu yang panjang. Satu lukisan, kata dia, diselesaikan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, dalam waktu 3 sampai 6 bulan.

Menurut Dewi, naluri melukisnya ada pada dirinya baru muncul saat duduk di bangku SMP. Bakat itu semakin dia tekuni setelah berjodoh dengan Sofyan Hidayat. Meski memiliki watak keras namun baik hati dalam bersikap dan selalu mendukung talenta istri tercinta.

Dari kecintaan Dewi pada dunia seni lukis ini menurut perempuan yang membuat keluarganya berimbang karena semua lukisan rata-rata menggambarkan ketenangan, keteduhan, keindahan. "Intinya menegaskan sifat saya yang senang akan hidup yang dipenuhi rasa damai sejahtera," ungkapnya.

Dewi mengaku tak akan mematok soal harga dalam karya lukis yang dia pamerkan itu. "Tidak ada latar belakang tertentu untuk menentukan harga lukisan. Kalau saya suka, harganya saya buat lebih mahal dari yang lain," ujarnya.

Beberapa pameran telah Dewi ikuti antara lain di Hotel Crown Plaza, Sahid Jaya, Grand Indonesia, Central Park, dan Gandaria City.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas