Ramlan Ditembak Karena Melawan Polisi Pakai Pedang
Ramlan ditembak di bagian kaki. Polisi mengatakan dia meninggal akibat kehabisan darah. Polisi membawanya ke RS Polri
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, mengungkap alasan mengapa polisi terpaksa menembak mati Ramlan Butarbutar yang merupakan otak dari aksi perampokan di Pulomas, Jakarta Timur.
"Dia pakai pedang, melawan, makanya ditindak," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (29/12/2016).
Ramlan Butarbutar ditembak di sebuah rumah kontrakan di Gang Kalong, RT 08 RW 02, Bojong, Rawalumbu, Bekasi pada Rabu siang kemarin.
Saat disergap, ia sedang bersama satu tersangka lainnya, Erwin Simatupang dan adiknya R yang kini diperiksa polisi.
Ramlan ditembak di bagian kaki. Polisi mengatakan dia meninggal akibat kehabisan darah. Polisi membawanya ke RS Polri, Kramat Jati pada Rabu sore.
Argo mengatakan, Ramlan merupakan residivis. Ia terakhir kali ditangkap polisi pada Agustus 2015. Saat itu ia ditangkap jajaran Polresta Depok setelah menggasak sebuah rumah mewah di Griya Telaga Permai, Cilangkap, Tapos, Depok.
"Jadi tahun 2015 merampok di rumah warga Korea, dia bawa uang Rp 200 juta," kata Argo.
Identitas dan keberadaan Ramlan terlacak dari penelusuran rekaman kamera CCTV yang menunjukkan wajah dan langkah Ramlan yang pincang.
Polisi lantas menanyakan sosok dalam rekaman kamera CCTV itu kepada Philip Napitupulu, tersangka perampokan rumah mewah di Kayuputih, Pulo Gadung, Jakarta Timur pada September 2016.
Diduga, sosok dalam rekaman kamera CCTV itu adalah Ramlan, rekan Philip saat merampok pada September 2016 itu.
Nibras Nada Nailufar/Kompas.com