Istri Ketiga Bungkam, Istri Pertama Berterimakasih dan Putra Dodi Triono Mengaku Pasrah
Ada yang berbeda saat tahlilan korban perampokan di Pulomas, mendoakan almarhum Dodi Triono dan lima orang lainnya. Hadir istri ketiga dan putra Dodi.
Editor: Robertus Rimawan
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada yang berbeda saat tahlilan korban perampokan di Pulomas, mendoakan almarhum Dodi Triono dan lima orang lainnya. Hadir istri ketiga dan putra Dodi, Senin (2/1/2016) malam.
Tentu banyak yang menanti apa yang dirasakan, bagaimana kata yang terucap menanggapi peristiwa tragis yang menewaskan enam orang, Dodi Triono dan dua anaknya, teman anak dan dua sopir.
Seperti diketahui publik melalui suara netizen meminta polisi mengusut lebih tuntas kemungkinan motif lain selain perampokan.
Muncul dugaan netizen kalau orang dalam lingkaran keluarga atau bahkan rival bisnis memiliki peran dalam peristiwa sadis tersebut.
Namun polisi masih menyimpulkan hingga saat ini kasus pembunuhan sadis Pulomas merupakan murni perampokan, meski tak menutup kemungkinan ada motif lain dan tetap diusut pihak kepolisian.
Elsya Agnesya Kalangi (19) istri ketiga Dodi Triono, sosok model nancantik memilih untuk bungkam.
Tak sepatah katapun terucap untuk berikan keterangan pada media.
Ia pun dikawal oleh polwan untuk memastikan keselamatannya.
Elsya Agnesya Kalangi yang tengah mengandung anak dari Dodi Triono itu akhirnya muncul di hadapan publik.
Ia ikut dalam Tahlilan mendoakan almarhum suaminya dan anak-anak tirinya yang dibunuh perampok.
Istri ketiga Dodi Triono ini datang dengan mengenakan mengenakan pakaian muslim hitam.
Saat sejumlah wartawan tengah mewawancarai Kapolda Metro Jaya. Irjen Pol. Muchamad Iriawan, istri terakhir almarhum sempat menemani.
Saat ditawari untuk menyampaikan sesuatu kepada wartawan Eslya Agnesya Kalangi menolaknya dengan halus, dan memilih beranjak pergi.
Ia lalu pergi ke jalan Pulomas Raya dengan dikawal dua Polisi wanita berjilbab, serta dua orang anggota Polri yang mengenakan pakaian taktis dan membawa pistol.
Perempuan yang dikenal dengan nama Agnesya ini berbaur bersama sejumlah anggota keluarga, teman dan kenalan Dodi Triono.
Agnesya juga ada bersama dua mantan istri almarhum, yakni Istri pertama Sri Dewi (54), istri kedua Almynda Saphirra (40).
Istri pertama almarhum, Sri Dewi, menyampaikan bahwa dirinya sangat berterima kasih dengan kinerja Polisi, yang bisa dengan cepat mengamankan para pelaku perampokan dan pembunuhan di rumah tersebut.
Ia berharap para pelaku bisa diberikan hukuman setimpal.
"Kami berterima kasih kepada pak Kapolda," katanya.
Anak lelaki korban menyayangkan ulah perampok
Anak laki-laki mendiang Dodi Triono, Detri, berharap para pelaku perampokan Pulomas yang telah menewaskan sejumlah korban yang diantaranya termasuk ayahnya dan sejumlah saudarinya itu dapat diberikan hukuman maksimal.
"Semoga dapat diproses lebih lanjut, dan diberikan hukuman maksimal. Kami dari sekeluarga hanya pasrah, mudah-mudahan semuanya bisa berjalan lancar," ujar Detri usai acara tahlilan untuk mendoakan korban tewas perampokan Pulomas, di kediaman Dedi Triono, Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (2/1/2017).
Detri mengaku menyayangkan ulah para perampok yang dipimpin oleh Ramlan Butarbutar itu, yang telah menyebabkan enam orang tewas.
Kata dia jika memang yang diincar para pelaku adalah harta benda di rumah tersebut, maka tidak seharusnya ada yang tewas.
"Kalau memang tujuannya perampokan, tidaklah perlu mengambil nyawa seseorang. Apalagi sampai enam orang seperti ini," terangnya.
Seperti diberitakan, di rumah tempat digelar tahlilan itu, pada Senin pekan lalu (26/1/2016), gerombolan perampok yang dipimpin oleh Ramlan Butarbutar masuk untuk menjalankan aksinya.
Dari aksi tersebut enam orang tewas, termasuk Dodi Triono, dan dua orang putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9).
Para pelaku bisa bekuk oleh petugas Kepolisian dalam kurun waktu yang tidak begitu lama.
Ramlan Butarbutar akhirnya tewas setelah ditembak Polisi karena melakukan perlawanan.
Pelaku terakhir yang berhasil ditangkap Polisi adalah Ridwan Sitorus alias Ius Pane, yang ditangkap saat hendak kabur ke Sumatera Utara. (*)