Penantian Yoke Berakhir, Jenazah yang Ditemukan di Pelabuhan Tanjung Priok itu Ternyata Anaknya
Jasad Christopher ditemukan nelayan dalam kondisi mengambang di perairan antara Pelabuhan Tanjung Priok dan Pulau Bidadari.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
Ia hanya terduduk lemas dan perasaannya bercampur aduk saat keluarga korban lainnya mendapat kepastian dari petugas DVI RS Polri bahwa anggota keluarganya ditemukan dan jenazahnya telah teridentifikasi.
Penantian tiga hari dengan penuh kecemasan dan tanda tanya pada diri Elisabeth terjawab begitu petugas DVI memanggilnya ke kamar jenazah pada Rabu siang, 4 Januari 2017.
Ia diminta untuk mengenali ciri fisik dan properti dari satu jenazah yang baru ditemukan oleh nelayan dalam kondisi mengambang di perairan antara Pelabuhan Tanjung Priok dan Pulau Bidadari.
Properti yang dikenakan oleh Christopher yakni, celana jeans dan kaos bertuliskan 'Rangers' serta jaket.
Selain itu, ditemukan dompet berisi uang Rp 1,4 juta, mata uang dolar Amerika Serikat, dua telepon genggam, kartu ATM, serta KTP dan SIM A atas nama George Bernard Christopher.
Ia menangis histeris karena mengenali ciri fisik dan properti yang ada di jenazah tersebut adalah anaknya, Christopher.
"Kami sekeluarga sudah menunggu tiga hari, apakah anak saya terbakar atau ikut tenggelam. Saya dikabari oleh petugas RS Polri kalau ditemukan jenazah dengan KTP atas nama Christopher," ucap lirih Elisabeth di depan kamar jenazah RS Polri.
Namun, Elisabeth dan suami terlihat tegar kala petugas DVI melakukan prosesi serah terima jenazah Christopher.
Tak terlihat air mata dari Elisabeth dan suami saat satu peti jenazah warna putih bertuliskan 'Christopher' berada di depannya.
"Saya berterima kasih kepada semua pihak yang membantu mencari para korban sehingga pencarian saya selama tiga hari ini sudah terjawab semua, saya lega," ucap Elisabeth dengan tatapan kosong.
Kapal Pesiar
Elisabeth bercerita, putranya bekerja sebagai Disc Jockey (DJ) sekaligus Marketing Manager di sebuah klub malam di Kota Bogor.
Dia bersama 52 orang teman satu manajemen kantornya ikut dalam perjalanan kapal wisata KM Zahro Express dalam rangka liburan Tahun Baru ke Pulau Tidung. Namun, rencana itu gagal seiring terbakarnya kapal tersebut.
"Iya, sebelumnya dia pamit izin ke saya mau liburan ke Pulau Tidung. Dia ikut bareng rombongan 53 orang teman sekantor," kenangnya.
"Waktu hari pertama setelah kecelakaan, ada satu temannya sudah ditemukan jadi korban (meninggal) dan sudah dikenali dari tatonya. Saya enggak tahu lagi apa masih ada temannya yang masih hilang atau tidak," sambungnya.
Elisabeth menceritakan, Christopher adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Ia mengenang Chris--sapaan Christopher--adalah anak yang mempunyai semangat tinggi semasa hidupnya.