Pengamat Perkotaan: Wacana Pemindahan Ibu Kota Tergantung Keputusan Politik
Pengamat perkotaan Yayat Supriyatna menilai wacana pemindahan Ibu Kota negara sangat tergantung dari visi misi negara
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pengamat perkotaan Yayat Supriyatna menilai wacana pemindahan Ibu Kota negara sangat tergantung dari visi misi negara
"Jakarta itu punya masalah terlalu berat. Yakni, daya dukung dan daya tampung. Fungsi kota berkelanjutan tidak bisa berjalan dengan maksimal," kata Yayat, Kamis (12/1/2017).
Ia menegaskan kembali, ada tidaknya pemindahan ibu kota juga sangat tergantung dari visi serta misi negara ke depan.
"Jika mau dipindah ke Kalimantan. Itu sebagai simbol untuk memperlihatkan keseriusan Pemerintah mengatasi ketimpangan timur dan barat. Redistribusi itu perlu. Masa depan Indonesia itu harus berada di luar Jawa," ujarnya.
Selain itu, Yayat juga meyakini perekonomian di pulau Sumatera, Jawa, dan Bali tidak terlalu tergantung kepada campur tangan pemerintah. Pemerataan menjadi pekerjaan rumah yang sangat penting.
"Biarkan Sumatera, Jawa, dan Bali hidup dari putaran ekonomi. Pemerintahan fokus membenahi Kalimantan dan Indonesia Timur. Jangan output dan input dikuasai oleh Jawa semua. Tenaga kerja dari Jawa, bahan baku Jawa, dijual di Jawa lagi,"katanya lagi.
"Menunjuk Ibu Kota itu butuh undang-undang. MPR juga harus setuju. Kalau elitnya serius, pasti bisa dilakukan bersama-sama. Jadi, perlu keputusan politik," tutup Yayat.