Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Amirulloh Merengek Kepada Sang Ibu Dibuatkan Pisang Goreng Sebelum Tewas Dianiaya Seniornya

"Mamanya keluar rumah (teras) sampai ke dapur diikutin terus buat minta digorengin (pisang),"

Penulis: Yurike Budiman
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kisah Amirulloh Merengek Kepada Sang Ibu Dibuatkan Pisang Goreng Sebelum Tewas Dianiaya Seniornya
Kompas.com/Robertus Belarminus
Kamar 205 lantai II, di Dormitory Ring 4 tempat terjadinya penganiayaan terhadap Amirulloh Adityas Putra (19) dan lima teman korban, taruna di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Rabu (11/1/2017). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yurike Budiman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amirullah Adityas Putra (19), siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang tewas dianiaya empat seniornya, sempat meminta pisang goreng buatan ibu kandungnya, Siti Aminah.

Hal tersebut disampaikan Dedeh, seorang tetangga korban.

Baca: Inilah Firasat-firasat Amar Sebelum Saudara Kembarnya Tewas Dianiaya Senior

Diceritakan Dede, Sabtu (7/1/2017) Amirullohpulang ke rumah ibu kandungnya, di Bekasi.

Selama dirumah ibunya, Amirulloh terus mengintil sang ibu minta dibuatkan pisang goreng.

"Mamanya keluar rumah (teras) sampai ke dapur diikutin terus buat minta digorengin (pisang)," kata Dedeh yang mengaku mendapat cerita langsung dari Aminah, Kamis (12/1/2017).

Akhirnya ibu Amirulloh pun mewujudkan keinginan anaknya membuat pisang goreng.

Berita Rekomendasi

"Untung Bu Mimin (panggilan Aminah) ngasih yang dipengen anaknya terakhir," kata Dedeh.

Ia juga bercerita, Amirulloh dan kembarannya Amarulloh beserta kakak sulungnya Erwin, sejak kecil sudah diurus nenek dan kakeknya di Warakas, Jakarta Utara.

Baca: Cita-cita Amirullah Ikuti Jejak Sang Kakek Jadi Pelaut Kandas Akibat Dianiaya Seniornya

Kemudian, setiap Sabtu, mereka kumpul keluarga bersama ibu kandungnya di Bekasi.

"Mbah (nenek) nya, sayang sekali sama mereka. Untuk makanan itu selalu dikasih yang baik-baik. Malah tiap hari bisa jadi ketemu daging terus saking sayangnya," ujar Dede.

Sementara itu, Halimah, tetangga lainnya membenarkan hal tersebut.

Dirinya mengaku sempat melihat Amirulloh meminta dibelikan perkedel di depan rumahnya kepada neneknya.

Pagi itu, Amirulloh sudah disiapkan sarapan oleh neneknya dengan lauk telor dan macam-macam.

"Tapi masih minta nambah perkedel. 'Mbah, mau perkedel ya', terus saya lihat mbahnya geleng-geleng karena dipikirnya sudah banyak lauk tapi akhirnya dibilang 'ya sudah beli di depan'," kata Halimah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas