Cerita Petugas Damkar Tidak Makan Berjam-jam dan Nyaris Terjebak di Kepungan Api
Hal tersebut terbukti dari api yang hingga saat ini masih dalam proses pemadaman dan telah melaham hampir keseluruhan gedung blok II Pasar Senen.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah lebih dari 12 jam mencoba memadamkan api di Pasar Senen, Ujang (25), petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta Pusat belum kurang sedikitpun semangat untuk menyelesaikan tugasnya. Datang ke lokasi kejadian sejak pukul 04.00 WIB, dirinya terus bergantian dengan temannya memasuk ke dalam gedung untuk mematikan titik api.
"Tadi saya naik ke lantai tiga untuk memadamkan api di sana. Sekarang api sudah di lantai 2 dan 1," ujarnya di sela waktu istirahatnya kemarin.
Sambil mengguyur wajahnya yang memerah dengan air botol mineral, dia mengungkapkan bahwa si jago merah yang melahap Pasar Senen, Jakarta Pusat termasuk dalam kategori besar. Hal tersebut terbukti dari api yang hingga saat ini masih dalam proses pemadaman dan telah melaham hampir keseluruhan gedung blok II Pasar Senen.
Baca: Kebakaran Pasar Senen dari Tahun ke Tahun
Ketika dirinya berada di lantai 3 untuk memadamkan api, jarak pandang pun mulai menipis akibat kepungan asap sehingga hanya mengandalkan penglihatan seadanya untuk menuju jalan keluar. "Waktu sudah bingung mau keluar lewat mana, kita cuma bisa ikutin jalur selang air untuk keluar," terangnya yang hingga saat ini belum menyantap makanan sama sekali untuk mengisi perut.
Meski belum makan, bukan berarti menjadi penghalang dirinya untuk bekerja lantaran harus seperti semboyan Damkar yang berbunyi 'Pantang Pulang Sebelum Padam'. Setelah berjam-jam berhadapan dengan si jago merah, ada kendala yang menghambat kinerjanya untuk segera menghentikan titik api.
"Di sini tidak ada Hydrant, baik itu di dalam maupun di luar. Jadi untuk mengambil air kita dari Tugu Tani atau dari Gambir. Seharusnya untuk tempat seperti ini wajib ada hidran," jelasnya.
Baca: Inikah Biang Kerok Terbakarnya 1.012 Kios di Pasar Senen?
Hydrant ialah instalasi pemadam kebakaran yang dipasang secara permanen berupa jaringan perpipaan berisi air bertekanan terus menerus dan siap untuk memadamkan kebakaran. Dengan kebutuhan air yang banyak menyebabkan adanya pergantian mobil pengangkut air dan terlebih lagi jarak serta waktu tempuh dari titik air ke lokasi kejadian membutuhkan waktu.
Suasana Sepi
Saat pertama kali kemunculan api diketahui oleh petugas keamanan suasana di sekitar Pasar Senen, Jakarta Pusat sedang dalam keadaan sepi. "Saat itu saya lagi di lantai 5 blok 1, temen saya mangil katanya ada api. Langsung saya turun, dari luar sudah kelihatan asap. Karena masih subuh suasana juga sepi," kata Bonar (42) petugas keamanan Pasar Senen.
Sambil melihat kobaran api dari sisi luar blok 2 yang terbakar, dirinya menceritakan bagaimana kejadian bermula ketika sedang menjalankan tugasnya berjaga. "Api mulai muncul sekitar jam empatan, dan sampai saat ini masih dicoba untuk dipadamkan sama petugas damkar," jelasnya.
Menurutnya api bermula diantara perbatasan blok 2 dan 3 yang dengan cepat menjalar seketika membakar habis blok 2."Waktu itu teman saya langsung menghubungi damkar. Nggak lama kemudian mereka langsung datang dan sampai saat ini masih mencoba memadamkan," terangnya.
Baca: Kapolri: Polisi Investigasi Kebakaran Pasar Senen
Suasana Pasar Senen yang sehari-hari ramai oleh kedatangan pembeli hari ini berbeda karena banyak masyarakat yang datang untuk melihat. Lahan yang biasanya digunakan sebagai kahan parkir ramai oleh kerumunan orang yang melihat dan ada pula pedagang yang telah berhasil menyelamatkan daganganannya.
Terlihat titik api di lantai dua masih terus berkobar dan petugas damkar terus menyiramkan air ke dalam. Dari bagian luar nampak api sudah menjalar ke lantai satu tepat dibagian eskalator naik di blok 2.
Pedagang Pusing