Begini Korban Kebakaran Pasar Senen Bertahan untuk Jalani Kehidupan
Tidak ada tawar menawar karena harga yang dijual para pedagang ini sudah dipotong dari harga aslinya saat berjualan didalam Pasar Senen
Editor: Eko Sutriyanto
WARTA KOTA, SENEN - Tepat di Jalan Stasiun Senen biasa tempat ini dilintasi kendaraan bermotor yang mengarah ke Cempaka Putih maupun ke Stasiun Senen.
Namun, pada Sabtu (21/1/2017) sore, ada yang berbeda ketika melewati jalan ini.
Beberapa orang nampak berkumpul dibeberapa titik, bahkan mereka sesekali berjalan sambil mengamati sesuatu di sekelilingnya.
Di jalan ini, para pedagang yang kehilangan lapaknya mulai menyambung hidupnya.
Kebakaran yang terjadi pada Kamis (19/1/2017), menyisakan kesediahan bagi para pedagang ini.
Bertahun-tahun mengais rejeki kini telah hilang begitu saja.
Nampaknya, tidak ada jalan buntu bagi pedagang ini, segala sesuatu yang memang bisa menyambung hidupnya mereka akan lalukan, seperti yang dilakukan para pedagang Pasar Senen ini, mereka tak hanya berjualan di trotoar bahkan badan jalan menjadi tempat mereka berjualan.
Teriakan-terikan harga dagangan pun dilontar kan para pedagang, bak bagaikan pasar malam pengujung yang datang mulai memadati lokasi, tak ada tawar menawar karena harga yang dijual para pedagang ini sudah dipotong dari harga aslinya saat berjualan didalam Pasar Senen.
"Ayo murah, murah, jual Rp 10.000 saja, bisa dipilih-dipilih," teriak salah seorang pedagang.
Barang yang dijajakan para pedagang lebih banyak bahan tekstil, berbagai jenis barang seperti baju, jaket, celana pendek, celana panjang, sweater, perlengkapan dalam wanita dan pria, dan masih banyak lagi.
Para pedagang menjual sisa barangnya pasca kebakaran di sepanjang jalan Stasiun Senen membuat daya tarik pengujung yang melintas di Fly over Atrium, bahkan mereka menghentikan laju kendaraannya dan berhenti di pinggiran flyover.
Ada yang hanya sekedar melihat, ada pula mengeluarkan ponsel dari sakunya untuk memotret aktifitas pedagang, dan bangunan pasar senen yang sudah terbakar.
Adi (36), salah satu pedagang terpaksa menjual barang sisanya dengan harga murah karena untuk menyambung hidupnya dengan beralaskan terpal ia menjual dagangannya.
"Ini dilakukan karena tidak punya pilihan lain, kalo tidak seperti ini gak bisa makan," katanya.