Gardu Tempat Berkumpul Anggota FPI Dibom Molotov
Akibat pelemparan bom molotov itu, lanjutnya, meja dan kursi terbakar. Menurutnya, kasus itu masih terus diselidiki.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Aparat Polres Metro Jakarta Timur menyelidiki pelemparan bom molotov di tempat berkumpul Front Pembela Islam (FPI), Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (2/2/2017) dini hari.
Namun, pihak kepolisian masih kesulitan karena tidak ada saksi yang melihat peristiwa tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Muhammad Agung mengatakan, lokasi yang dilempari bom molotov itu bukanlah kantor DPC FPI, melainkan hanya titik kumpul anggota FPI.
"Kalau posko kan gede, ada gedungnya, plafonnya ada, segala macem. Kalau itu hanya titik kumpul aja," kata Agung di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis siang.
Akibat pelemparan bom molotov itu, lanjutnya, meja dan kursi terbakar. Menurutnya, kasus itu masih terus diselidiki. Apakah benar itu pelemparan bom molotov atau tidak, yang pasti dilakukan oleh
orang yang tidak bertanggung jawab.
"Kalau peristiwanya masih lidik. Enggak ada yang lihat. Kondisinya sepie nggak ada orang. Kalau jarang ditempati, aku enggak tahu," imbuhnya.
Saat ini, penyidik dari Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur sudah memeriksa beberapa saksi. Ketika ditanya soal kamera pemantau atau Closed Circuit Television (CCTV), Agung akan mendalaminya.
"(Saksi) Iya baru satu atau dua lah. Nanti kita lihatlah. Di sebelah-sebelahnya kan kantor biasa. Jadi mungkin tidak ada orang yang peduli," tuturnya.
Pelaku pelemparan bom molotov itu, lanjutnya, belum bisa diprediksi. Pihaknya pun sudah mengecek ke lokasi kejadian. Karena, berdasarkan laporan warga, hanya ada sofa kecil dari kursi yang terbakar.
"Kalau molotov atau bukan kita belum tahu. Kita masih penyelidikan di situ. Bukan hasil lab, kita lakukan penyelidikan dulu," jelasnya.
Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menegaskan, lokasi yang jadi sasaran pelemparan bom molotov tersebut bukan markas FPI.
"Bukan markas (ormas). Itu kayak pos ronda, kayak rumah-rumah bedeng gitu loh. Itu hanya (tempat) untuk kumpul-kumpul. Itu kan kayak rumah bedeng," papar Argo kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis.
Argo mengatakan, di tempat kejadian perkara juga tidak terdapat papan yang menunjukkan nama organisasi kemasyarakatan. Karena itu, Argo meminta masyarakat jangan mudah terpancing dengan isu yang beredar di media sosial.
"Bukan markas lah. Makanya itu perlu diluruskan. Kalau konotasi orang itu rumah (posko), kan pasti ada
papan namanya gitu. Itu rumah balai-balai aja," terangnya.
Saat ini, kepolisian tengah menyelidiki siapa orang yang melemparkan bom molotov tersebut.
"Sekarang kita lakukan penyelidikan. Kita akan cari (pelakunya), kita lidik dulu," ucap Argo.
Informasi yang beredar luas di media sosial, entah dari mana informasinya, sebagian netizen langsung menyebutkan bahwa tempat yang dilempari bom molotov adalah markas FPI. Mereka
menebak-nebak aksi ini merupakan bagian dari upaya untuk memancing FPI. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.