Ke Kampung Akuarium Anies Temukan Warga Ber-KTP Tidak Masuk DPT
Anies menyambangi tenda-tenda warga yang masih bertahan di kampung Akuarium.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur Jakarta, Anies Baswedan menyambangi Kampung Akuarium, Jakarta Utara yang digusur Pemerintah Provinsi DKI Era Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok), Selasa (7/2/2017).
Anies menyambangi tenda-tenda warga yang masih bertahan di kampung Akuarium.
Menurut Anies dari 159 kepala keluarga yang masih bertahan di Kampung Akuarium, banyak yang menderita dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Mereka bahkan ada yang tidak punya penghasilan sama sekali karena kehilangan mata pencaharian.
"Saya tadi ngobrol lagi ke sini mendengar lagi dari ibu yang paling merasakan beban dari tindakan penggusuran yang tidak berperikemanusiaan ini dan warga merasakan penderitaan luar biasa," kata Anies di Kampung Akuarium.
Selain itu menurut Anies mereka juga banyak yang tidak masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) meski memliki KTP Jakarta.
Sehingga, ketidaksetujuan terhadap kebijakan penggusuran Pemporv tidak dapat di suarakan melalui hak pilih dalam Pilkada DKI.
"Orang tergusur banyak sekali yang menantang petahana tapi bukan berarti hak pilihnya dihilangkan, tapi harus dihargai. Lagi-lagi hormati semua hak warga Jakarta bagaimanapun kondisi ekonominya dan apapun pilihan politiknya," kata Anies.
Anies mengatakan dirinya tidak bisa tinggal diam melihat kondisi warga yang masih bertahan tinggal di kampung Akuariun yang serba kekurangan.
Ia berjanji akan memperhatikan kondisi warga tersebut bila terpilih sebagai gubernur Jakarta nanti.
"Situasi ini mengingatkan kita lagi bagaimana mengembalikan Jakarta untuk semua. Mereka yang kaya dan yang miskin punya hak untuk dihormati oleh pemerintah," kata Anies.
Kampung Akuarium digusur Pemprov DKI pada 11 April tahun lalu.
Kawasan tersebut digusur karena pemprov DKI akan menjadikannya sebagai kawasan wisata bahari.
Penggusuran tersebut hingga kini masih menyisakan persoalan.
Sebagian warga tidak mau direlokasi ke Rusun yang disediakan pemprov DKI.
Mereka memilih bertahan di atas puing puing sisa penggusuran dan tidur di bawah tenda darurat.