Angka Partisipasi Pilkada DKI Jakarta 2017 Sebesar 75 Persen Dianggap Sudah Maksimal
Partisipasi Pemillihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 yang mencapai di atas 75 persen, adalah rekor baru.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partisipasi Pemillihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 yang mencapai di atas 75 persen, adalah rekor baru.
Angka tersebut lebih tinggi dari angka partisipasi Pilkada DKi sebelumnya.
Ketua Kordinator pusat Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), bidang Politik Dalam Negri, Muhammad Qodari, mengatakan angka tersebut pencapaian tertinggi dalam Pilkada DKI.
Dalam diskusi yang digelar di Euro Management, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2017), dikatakannya dengan sistem pendataan pemilih selama ini, tidak mungkin tingkat partisipasi pemilih di Jakarta mencapai 100 persen.
Kata dia terlalu banyak kesalahan yang terjadi, sehingga tak jarang orang yang tidak bisa memilih pun ikut tercatat.
"Tidak mungkin partisipasi di Jakarta sampai delapan puluh persen, delapan puluh lima persen, apalagi sembilan puluh persen," ujarnya.
Ia mengutip riset yang telah dilakukan sejumlah lembaga survei, termasuk Indikator dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Menurutnya tingkat kesalahan pendataan pemilih mencapai 25 persen.
Orang yang terdata itu mulai warga yang sudah meninggal, hingga warga yang sudah pindah.
"Kalau orang yang sudah meninggal kan tidak mungkin menggunakan hak pilihnya. Jadi bisa dikatakan sekitar dua puluh lima persen itu tidak akan hadir ke TPS," katanya.
Baca: Suasana di Posko Agus-Sylvi, Nonton Penghitungan Cepat Batal Hingga Pernyataan Pers Diundur
Menurutnya ada banyak hal yang menyebabkan tingkat partisipasi meningkat.
Mulai dari gencarnya pemberitaan di media massa, hingga sengitnya konflik yang menyentuh identitas para pemegang hak suara di Jakarta.
Pada putaran kedua, umumnya tingkat partisipasi akan turun.
Muhammad Qodari mengatakan para pendukung Agus Harimurti Yudoyono maupun Sylviana Murni mungkin akan memutuskan untuk tidak berpartisipasi di pilkada.
"Atau mungkin bisa jadi malah tetap, karena pendukung dua pasangan calon ini sangat militan," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.