PAN Sudah Beri Sinyal Tak Dukung Ahok, Bagaimana dengan PPP?
Partai Amanat Nasional (PAN) yang semula mendukung Agus-Sylvi, menyebut tak mungkin beralih memihak kubu Ahok-Djarot.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pilkada DKI Jakarta dapat dipastikan berlangsung dua putaran, sehingga mulai terlihat manuver politik untuk mengalihkan dukungan dari pasangan Agus Harimutri Yudhoyono-Sylvi.
Partai Amanat Nasional (PAN) yang semula mendukung Agus-Sylvi, menyebut tak mungkin beralih memihak kubu Ahok-Djarot.
Politisi PAN, Yandri Susanto mengatakan pihaknya sejak awal tidak mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) karena masalah karakter. Yandir menambahkan sebenarnya mereka tidak masalah jika Djarot yang jadi calon gubernur.
"Terhadap konstelasi kontestasi tahap II PAN mau ke mana? Kami tidak mau gegabah dan membabi buta. Kami harus lihat denyut nadi pengurus dan kami tidak mau pertaruhkan Pilkada DKI dengan kontestasi PAN berikutnya misanya pilpres," kata Yandri saat diskusi bertajuk Sinema Politik Pilkada DKI di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (18/2).
Menurut Yandri Susanto, mereka telah mendapatkan suara aspirasi dari berbagai pengurus wilayah agar tidak mengalihkan dukungan kepada Ahok.
Untuk itu, Yandri mengatakan pihaknya akan berhati-hati karena langkah dukungan pada putara kedua Pilkada DKI Jakarta ini bisa berpengaruh besar terhadap Pemilihan Presiden 2019.
"Bisa (tergerus) karena politik ini persepsi. Kalau sudah persepsi buruk terhadap pengurus yang mengambil keputusan, itu bahaya," kata Yandri. Ia mengatakan pihaknya tidak bermasalah dengan pasangan Anis Baswedan-Sandiaga Uno.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengaku belum menentukan sikap di putaran kedua, setelah pasangan Agus-Sylvi yang diusung partai itu kalah di putaran pertama.
Sekjen PPP Arsul Sani mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi mengapa pasangan Agus-Sylvi hanya mendapatkan suara dibawah 20 persen.
"Kami pertama harus konsolidasi lagi dulu sambil mengevaluasi mengapa kok jauh di bawah ekspektasi dari yang kami harapkan," kata Arsul.
Apalagi, kata Arsul, Pilkada DKI Jakarta serasa pemilihan presiden sehingga PPP tidak hanya meminta respon internal di Jabodetabek tetapi juga seluruh Indonesia.
Ia menegaskan kembali PPP belum memutuskan bergabung dengan koalisi manapun di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Termasuk, terkait dengan ajakan dari partai-partai pendukung Ahok-Djarot.
Namun sejumlah pengurus PPP DKI Jakarta menyambangi kediaman Koordinator Relawan Anies-sandi, Boy Sadikin, Jumat. "Kami masih penjajakan," ujar Sekretaris DPW PPP DKI, Ichwan Jayadi usai berbincang dengan Boy Sadikin.
Dalam pertemuan tersebut, Ichwan didampingi Bendahara DPW PPP DKI, Deddy Kurniawan. "Kami harapkan penjajakan lebih matang dalam 1-2 hari. Makanya, dalam rentan waktu itu, kami terus berdiskusi," katanya.
Sedang Boy Sadikin menyatakan, pihaknya selalu terbuka kepada siapa pun yang ingin bergabung dan memenangkan Anies-Sandi. "Karena kami meyakini, perubahan Jakarta tidak bisa dilakukan orang per orang. Tapi, butuh barisan jamaah yang kokoh," katanya. (tribunnews/eri k sinaga/taufik ismail)