Janda Veteran Ini Girang Tak Perlu Lagi Seberangi Rel untuk Buang Air Besar
Toilet itu berupa bangunan mungil bercat putih dengan undakan tak tinggi. Tak membuat nenek Itjca kesulitan.
Editor: Hendra Gunawan
"Pokoknya direkrut dari petani. Tadinya petani, lalu karena kekurangan tentara di Cengkareng, ya ayah saya akhirnya direkrut TKR," jelas Slamet kepada Wartakotalive.com, beberapa waktu lalu.
Saat menjadi TKR itulah Durahim kemudian bisa mendapat sebuah rumah di Kampung Jembatan Gantung, sekitar tahun 1960-an.
Wilayah Kampung Gantung masih sepi di tahun 1960-an. Lokasinya didominasi rawa-rawa.
Slamet menceritakan, dahulu rumah yang kini ditempati Itjca dan tiga anaknya memiliki luas sampai 700 meter.
Tapi mulai tahun 1980-an tanah terambil sedikit demi sedikit oleh PT KAI, untuk pembangunan rel.
Kini sisa luas tanah hanya sekitar 400 meter persegi.
"Dulu ada toilet di sini. Tapi ya itu, ikut hancur saat PT KAI mengambil lahan rumah," ungkap Slamet.
Sejak itulah Itjca dan keluarganya mesti pergi ke toilet umum untuk buang air besar (BAB).
Danramil 04 Cengkareng Kapten Inf Missin MD mengatakan, pembuatan toilet merupakan salah satu bentuk perhatian dari Dandim 0503/JB kepada para anggota veteran maupun istrinya.
“Semoga pemberian MCK dapat dimanfaatkan dengan baik," harap Missin.
Sebelumnya, Kodim 0503/JB telah melakukan progam bedah rumah anggota Veteran yang berada di tujuh Koramil di Jakarta Barat.
Dengan kegiatan sosial ini, diharapkan dapat meringankan kesulitan dan beban untuk memperbaiki rumah karena faktor ekonomi pejuang Veteran.
“Kodim 0503/JB beserta jajarannya. Hanya sebagai perpanjangan tangan untuk membantu para pejuang veteran. Karena para veteran itu sudah sangat berjasa bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini,” papar Missin.
Dua sepur rel kereta membatasi rumah Itjca dengan toilet umum, yang ia datangi setiap pagi dan sore hari.