Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apakah Isu SARA Mempengaruhi Pilihan Masyarakat di DKI Jakarta?

Ahok yang berasal dari minoritas, justru memperoleh suara terbanyak. SARA ini apakah isu atau fakta di bilik suara ?

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Apakah Isu SARA Mempengaruhi Pilihan Masyarakat di DKI Jakarta?
Kompas.com
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 diwarnai dengan berbagai permasalahan yang menyangkut dengan agama.

Namun apakah hal itu membuktikan bahwa pelaksanaan pesta demokrasi tersebut dipengaruhi isu SARA, riset dari Pusat Data Bersatu (PDB) justru ingin membuktikan hal tersebut.

Agus Herta Soemarto peneliti PDB dalam pemaparan hasil penelitian PDB di Hotel Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Jumat, (17/3/2017), menyebutkan bahwa di Jakarta yang mayoritas penduduknya beragama Islam, justru pada pilkada putaran pertama yang memperoleh suara tertinggi adalah pasangan pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat yang belakangan kerap berselisih denngan kelompok Islam.

"Ahok yang berasal dari minoritas, justru memperoleh suara terbanyak. SARA ini apakah isu atau fakta di bilik suara ?" katanya.

Ia mencontohkan, di wilayah Tegal Parang, Jakata Selatan, yang 96,2 persen penduduknya beragama Islam, pada 15 Februari lalu pasangan Ahok-Djarot mendapat suara kedua paling banyak, yakni 23,1 persen.

Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mendapat 62,7 persen, dan Agus Harimurti Yudoyono-Sylviana Murni mendapat 14,2 persen.

Di wilayah Rawa Terate yang jumlah penduduk muslimnya mencapai 96,6 persen, pasangan Ahok-Djarot bercokol di posisi nomor dua dengan 32,0 persen suara, Anies-Sandi mendapat suara terbanyak dengan 42,4 persen, dan Agus-Sylvi hanya mendapat 25,6 persen.

BERITA TERKAIT

Di wilayah Kali Baru yang populasi muslimnya mencapai 97,7 persen, pasangan Ahok-Djarot meraih posisi kedua dengan 25,5 persen.

Pasangan Anies-Sandi mendapat suara terbanyak dengan 45,8 persen, dan Agus-Sylvi hanya mendapat 28,7 persen.

Di wilayah Sukabumi Selatan yang jumlah penduduk muslimnya mencapai 95,5 persen pasangan Ahok-Djarot mendapat posisi kedua dengan 22,6 persen suara.

Pasangan Anies-Sandi meraih posis pertama dengan 56,8 persen, dan Agus-Sylvi hanya mendapat 20,6 persen.

Di wilayah yang tidak didominasi oleh populasi muslim, justru pasangan Ahok-Djarot mendapat suara yang signifikan, seperti Di wilayah Kelapa Gading Timur.

Di wilayah tersebut jumlah penduduk muslimnya mencapai 40,3 persen.

Pasangan Ahok-Djarot mendapat suara yang signifikan, 75, 1 persen. Pasangan Anies-Sandi hanya mendapat 18,6 persen, dan Agus-Sylvi mendapat 6,3 persen.

Di wilayah Glodok yang jumlah penduduk muslimnya hanya 44,2 persen, pasangan Ahok-Djarot mendapat 73,4 persen suara.

Sementara pasangan Anies-Sandi hanya 6,7 persen, dan Agus-Sylvi hanya 3,6 persen.

Di wilayah Mangga Besar yang penduduk muslimnya mmencapai 39,6 persen, Ahok-Djarot mendapat 89,7 persen suara. Anies-Sandi 6,7 persen, dan Agus-Sylvi hanya 3,6 persen.

"Di wilayah yang non muslim Ahok menang telak. Di wilayah yang mayoritas muslim, tidak ada pemenang telak, jadi siapa yang sebenarnya memainkan isu SARA ini," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas