Ahok Sering Tegur Relawan yang Terlalu Ketat Mengawalnya Saat Blusukan
Saat kampanye putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 2017, Ahok kerap menegur relawan dan anggota tim suksesnya jika terlalu ketat
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lima hari terakhir ini awak media dibuat kelimpungan.
Beberapa agenda kegiatan calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, hingga hari keempat kampanye ini tidak diketahui awak media.
Bahkan, beberapa kali Ahok “blusukan” mengunjungi warga tanpa memberi tahu awak media.
Apakah hal ini sebagai strategi baru pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017?
“Enggak juga, kan biar enggak terlalu ramai juga kan. Kalau terlalu ramai, saya susah jalannya dan ketemu orang juga susah,” kata Ahok, di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur seperti dikutip Kompas.com, awal pekan lalu.
Saat kampanye putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 2017, Ahok kerap menegur relawan dan anggota tim suksesnya jika terlalu ketat memberi pengawalan saat blusukan sehingga dirinya sulit berkomunikasi dengan warga.
Pada kampanye putaran kedua, Ahok sempat blusukan pada Kamis, 9 Maret 2017. Dia mengunjungi warga yang menderita kelumpuhan. Tak ada informasi yang diberikan kepada awak media terkait kegiatan tersebut.
“Kami jalan saja, kunjungi saja. Kebetulan kemarin ada yang sakit juga,” kata Ahok.
Anggota tim pemenangan pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, Eva K Sundari, mengemukan alasan Ahok yang tampak adem ayem menjalani kampanye putaran kedua.
“Dia blusukan, cuma diam-diam. Menengok orang sakit, kirim kursi roda, dan seterusnya,” kata Eva, saat dihubungi wartawan.
Pada Kamis kemarin, Ahok sempat mengunjungi seorang warga yang menderita kelumpuhan, di Jatinegara Timur, Jakarta Timur. Kunjungan Ahok tersebut luput dari peliputan awak media.
Tidak ada informasi mengenai kegiatan Ahok tersebut. Menurut Eva, Ahok memiliki gaya sendiri dalam berkampanye.
“Ya gayanya aja, jangan ramai-ramai terus lah. Menurutku alamiah ya ada yang (kampanye) ramai-ramai, ada yang (kampanye) diam-diam,” kata Eva.
Menurut Eva, sosialisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Tidak harus blusukan menemui warga di lapangan.
“Kemarin ketemu juga sama relawan-relawan dikumpulin, dialog. Itu aku lihatnya blusukan juga. Terus dia temuin orang yang minta ditemuin, tetapi terbatas,” kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut.
Masa kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 berlangsung hingga 15 April 2017.