Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sadis, Siswa SMP Ini Disekap Lalu Ditikam Hingga Tewas

Mereka melakukan pengeroyokan terhadap bocah SMP yakni Ferdian Fiqri (15) hingga nyawanya tak terselamatkan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sadis, Siswa SMP Ini Disekap Lalu Ditikam Hingga Tewas
Warta Kota/Andika Panduwinata
Barang bukti pembunuhan anak SMP di di Jalan KH. Hasyim Ashari Gang Swadaya, Kelurahan Buaran Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Benar - benar teramat sadis dengan apa yang dilakukan oleh gerombolan pemuda di Jalan KH. Hasyim Ashari Gang Swadaya, Kelurahan Buaran Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

Mereka melakukan pengeroyokan terhadap bocah SMP yakni Ferdian Fiqri (15) hingga nyawanya tak terselamatkan.

Kejadian tersebut berawal saat korban warga asal Tanah Tinggi, Tangerang sehabis pulang menyaksikan tim kebanggaannya yakni Persita bertanding pada dua pekan lalu. Bentrok tak terhindarkan terjadi antara kelompok korban dengan gerombolan pelaku di Gang Swadaya itu.

"Kelompok korban ini dihadang saat pulang oleh pelaku. Para tersangka disekap, dianiaya dan ditikam hingga tewas," ujar Wakapolrestro Tangerang, AKBP Erwin Kurniawan pada Senin (10/4/2017).

Ada dua tersangka berhasil diringkus polisi. Mereka di antaranya O (25) dan A (25).

"Tersangka kami tangkap kemarin di tempat saudaranya yang ada di Pangandaran," ucapnya.

Aparat masih memburu pelaku lainnya yang hingga kini masih buron. Erwin mengimbau agar tersangka yang masih dalam persembunyiannya segera menyerahkan diri ke polisi.

Berita Rekomendasi

"Mereka ini pengangguran. Menusuk korban di bagian perutnya menggunakan senjata tajam," kata Erwin.

Fanatisme Buta

Erwin menyebut latar belakang dari para pelaku itu merupakan suporter sepakbola.

Sehingga keributan terjadi antar pendukung tim jagoannya masing - masing.

"Para pelaku mengaku pendukung Persija. Tapi masih kami dalami lagi kebenarannya," imbuhnya.

Ia menjelaskan motif dibalik kasus ini. Bentrokan terjadi lantaran sejarah budaya suporter kurang baik.

"Ini dendam pribadi. Fanatisme buta dan harus dihindari," papar Erwin.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas