Boni Hargens: Betul Kata Kapolri, Warga Jangan Jadikan Hasil Survei Sebagai Acuan Pemenang
"Tetapi hal itu dengan asumsi bahwa dasar dan metodologi pelaksanaan survei dilakukan dengan benar, valid, dan reliable,"
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imbauan Kapolri Jenderal Tito Karnavian soal tidak menjadikan hasil survei sebagai pegangan atau patokan penentuan pemenang dinilai tepat.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens menilai hasil survei bukan kebenaran mutlak.
Tapi sebuah tawaran untuk mencari kebenaran bagi publik dalam menentukan sikap terkait isu publik yang krusial.
"Tetapi hal itu dengan asumsi bahwa dasar dan metodologi pelaksanaan survei dilakukan dengan benar, valid, dan reliable," kata Boni Hargens kepada Tribunnews.com, Selasa (18/4/2017).
Dalam konteks politik, kata Boni Hargens, tidak sedikit lembaga survei merangkap sebagai konsultan para kandidat sehingga hasilnya bisa menjadi bias.
Menurutnya, survei macam ini tidak bisa diterima sebagai pegangan dalam menentukan sikap politik.
"Ini yang dimaksud oleh Kapolri saya duga," ujar Boni Hargens.
Dikatakan dia, hal itu sudah bisa dilihat dalam Pilpres 2014, ada banyak lembaga survei memenangkan kandidat yang akhirnya kalah dalam penghitungan real Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Peringatan kapolri itu hal yang serius menurutnya, karena persis dalam hal macam itu benih konflik bisa terjadi.
Apalagi kita lihat sendiri, imbuhnya, sudah ada kelompok yang memastikan dirinya menang dan terkesan ada pemaksaan bahwa pencoblosan esok harus betul dimenangkan mereka.
"Ini kan bahaya," kata Boni Hargens.
Validitas dan reliabilitas dari hasil survei kata dia belum bisa dijamin seutuhnya.
Karena publik tidak diberi informasi tentang bagaimana research design, pengujian hipotesis, pengumpulan sampel, analisa statistik, dan sebagainya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.