Apel Pengamanan Pilkada, Kapolri Teringat Pesan Mantan Pangdam Jaya
Dia mengatakan, aparat TNI-Polri menghadapi tugas besar. Pengamanan ibu kota penting, karena menjadi barometer Indonesia.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menghimbau semua pihak menjaga persatuan jelang pencoblosan Pilkada DKI hari ini, Rabu (19/4/2017).
Dua pasang calon, masing-masing Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Syaiful Hidayat dan Anies Baswedan- Sandiaga Uno.
"Kami berharap para pendukung dari seluruh cagub, kita berharap semuanya bisa berjalan aman, tertib. Yang kalah legowo, yang menang jangan jumawa. Tentu semua pihak, penyelenggara pemilu dan seluruh pendukung harus melaksanakan ketertiban bersama-sama," ujar Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan, Selasa (10/4).
Taufik meminta penyelenggara pemilu dapat bertugas sebagai pengawas dan bersikap netral.
Politikus PAN itu mengingatkan masyarakat tidak terprovokasi pihak tertentu yang ingin memecah belah. Ia pun menyerahkan sepenuhnya kepada TNI/Polri untuk mengamankan jalannya pilkada tanpa intimidasi dan tekanan.
Saat memberikan arahan pada apel pembekalan pasukan pengamanan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Ecovention, Ancol, Jakarta Utara, Selasa (18/4), Kapolri Jenderal Tito Karnavian berharap Pilkada DKI berlangsung aman dan lancar.
Dia mengatakan, aparat TNI-Polri menghadapi tugas besar. Pengamanan ibu kota penting, karena menjadi barometer Indonesia.
Kunci keberhasilan dalam pengamanan, ucap Tito, adalah kekompakan dan sinergi antara TNI-Polri. Apalagi dalam Pilkada DKI, hanya dua unsur yang tak memiliki hak pilih, yaitu TNI dan Polri.
"Makanya dengan kita tak memiliki hak pilih itu, kita diharapkan menjadi pihak yang netral dan pihak yang bisa melakukan pengamanan dengan baik," ujar Tito.
Polri sendiri mengerahkan satu personel di masing-masing Tempat Pemungutan Suara.
Di luar TPS, di masing-masing kecamatan, anggota Polres bersiaga. "Di atas kertas, kita sebetulnya bisa atasi problema yang mungkin akan terjadi. Kuncinya adalah kecepatan, kecepatan untuk amani dan lokalisir jika ada masalah di TPS," ujar Tito.
Tito sempat terngiang apa yang pernah diucapkan mantan Pangdam Jaya Letjen (Purn) Teddy Lhaksmana.
"Yang terakhir saya masih terus terngiang dengan apa yang disampaikan mantan Pangdam saat saya Kapolda Metro, Pak Teddy Lhaksmana. Itu jadi pegangan saya, bahwa kita Polri dan TNI digaji untuk seperti ini, kita digaji untuk bertugas menghadapi situasi termasuk pengamanan cukup penting ini," ujar Tito.
"Jadi kita digaji untuk ini. Setuju? Setuju! Kalau kita tak mampu melaksanakan ini kita berdosa pada negara yg telah menggaji kita," sambung Tito.
Di acara yang sama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjamin, anggotanya tak mendapat hukuman bila menindak seseorang yang terbukti mengintimidasi dan memberikan ancaman ke yang warga, ketika menggunakan hak pilihnya di tempat pemungutan suara.
"Saya tak panjang lebar karena ini kan tugas mulia. Lakukan tugasmu, serta pelajari betul bila kamu lakukan tugas sesuai prosedur dan apapun akibatnya guna buat Jakartanya jadi aman, saya menjamin kamu tak akan duduk di meja hijau sebagai terdakwa," jelas Gatot.
Gatot mengakui siap menghadapi proses hukum hanya untuk membela anggotanya jika melakukan tindakan tegas kepada pihak yang mengacaukan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta.
"Ini direkam ya, yang sebagai terdakwa yang memberi perintah kamu, hanya panglimamu yang boleh sebagai terdakwa. Bukan kamu ya," tegasnya. (tribunnews/dennis/rekso/fajar)