Anies Ceritakan Pengalaman Sang Kakek saat Bawa Surat Kedaulatan RI dari Mesir ke Jakarta
Anies Baswedan berbagi kisah perjuangan kakeknya, AR Baswedan saat membawa surat pengakuan kedaulatan RI dari Mesir ke Jakarta.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan berbagi kisah perjuangan kakeknya, AR Baswedan saat membawa surat pengakuan kedaulatan RI dari Mesir ke Jakarta.
Cerita Anies ini melengkapi serangkaian peristiwa sejarah diplomasi pertama RI di Mesir pada tahun 1947 yang ditulis secara apik oleh Haris Priyatna dalam novel berjudul The Grand Old Man.
Seperti diketahui Abdurrahman Baswedan menjadi salah satu anggota delegasi Indonesia ke Mesir yang dipimpin oleh Haji Agus Salim.
Sebelum itu, Anies menyampaikan rasa apresiasinya kepada penulis karena mampu memproses peristiwa sejarah ke dalam bentuk novel.
"Saya apresiasi gagasan menuliskan peristiwa sejarah dalam format novel sehingga membuat imajinasi kita berkembang dengan era sekarang," ucap Anies dalam peluncuran buku The Grand Old Man di Keraton Kafe, Jakarta Selatan, Kamis (1/6/2017).
Mantan Mendikbud itu juga secara pribadi mengaku mengagumi sosok Agus Salim sebagai tokoh penting dalam novel itu, apalagi Agus Salim adalah pahlawan yang berjuang dengan kata-kata dalam berdiplomasi.
Baca: Disebut Terima Uang Korupsi Alkes, Amien Rais: akan Saya Hadapi dengan Jujur
"Jangan pernah remehkan kata-kata karena Agus Salim hebat dalam ide dan kata-kata," pesannya.
Selanjutnya Anies menceritakan mengenai perjuangan kakeknya dalam membawa surat hasil diplomasi terkait pengakuan kedaulatan Negara Rebuplik Indonesia dari Mesir menuju Yogya.
"Kakek saya cuma dipesani kamu tidak sampai tidak apa-apa, yang penting surat ini sampai tangan presiden," kata Anies.
Saat itu AR Baswedan memang tak memiliki banyak biaya untuk pulang dari Mesir ke Jakarta, bahkan sampai harus terhenti di Singapura.
Beruntung, AR Baswedan dibantu para simpatisan kemerdekaan Indonesia sehingga dapat melanjutkan terbang sampai di Jakarta.
Anies menceritakan sisi lain dalam perjalanan kakeknya ini saat sampai di Bandara Kemayoran Jakarta.
"Untuk menghindari pemeriksaan bandara, beliau memasukkan surat tersebut ke dalam kaus kakinya sehingga lolos pemeriksaan," kata inisiator Indonesia Mengajar itu.
Lolosnya surat itu dalam pemeriksaan bandara berlanjut hingga surat pengakuan kedaulatan itu diserahkan kepada Bung Karno di Yogya, serta mengawali pengakuan pertama Indonesia sebagai negara oleh dunia.
"Setelah diserahkan ke Bung Karno maka lengkaplah pengakuan de jure dan de facto Indonesia," tegasnya.