Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Stop Ujaran Kebencian, Kamerad: Lebih Baik Perhatikan Anak Yatim!

"Dari pada menghujat lebih baik kita memperhatikan anak-anak yatim,” beber Haris.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Stop Ujaran Kebencian, Kamerad: Lebih Baik Perhatikan Anak Yatim!
Istimewa/Tribunnews.com
Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) memberi santuan terhadap ribuan anak yatim dan fakir miskin di seluruh Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) memberi santuan terhadap ribuan anak yatim dan fakir miskin di seluruh Jakarta.

Acara santunan bulan Ramadan ini sudah diselenggarakan selama 12 tahun berturut-turut.

Ketua Presidium Kamerad Haris Pertama mengajak semua pihak untuk bersama-sama menghentikan polemik kegaduhan dan dapat menahan diri tidak turut serta dalam menebar ujaran kebencian.

“Kami mengajak seluruh masyarakat dan para tokoh bisa menahan diri tidak membuat kegaduhan di negeri ini dan tak turut menebar ujaran kebencian,” kata Haris disela-sela acara santunan anak yatim di Tugu Proklamasi Menteng Jakarta Pusat, Minggu (11/6/2017).

Sebab, dia mensinyalir ada kelompok yang mencoba mengusik pemerintahan dan sengaja memecah belah kebhinnekaan.

“Saya ajak semua untuk menghentikan semua ini. Hentikan semua ini. Satukan bangsa ini supaya bangkit, jaya. Dari pada menghujat lebih baik kita memperhatikan anak-anak yatim,” beber Haris.

Dikatakan dia, jika merasa beragama sudah seharusnya memperhatikan dan membela anak yatim seperti halnya membela agama sendiri. Manfaatkan momentum bulan Ramadan ini dengan penuh amal dan kebaikan.

Berita Rekomendasi

“Gak perlu sweeping-sweeping, sudah ada polisi yang bertugas jangan ambil alih tugas polisi. Daripada sweeping mending bela anak yatim, dengan sendirinya membela agama,” sebutnya.

Haris melanjutkan, Islam mengajarkan hidup toleransi dan tolong menolong. Indonesia tumbuh dengan segala nilai-nilai keberagaman. Namun, nilai-nilai tersebut kini tengah mendapatkan tantangan besar.

"Ruang kebebasan, seperti media sosial, yang seharusnya dapat digunakan untuk menyuarakan keberagaman, justru disalahgunakan oleh segelintir oknum. Kini, banyak ujaran kebencian yang justru menyebar di media sosial,"bebernya.

“Perbuatan saling menebar kebencian menjadi tradisi sumpah serapah, saling fitnah terjadi disertai amarah (terhadap) ideologi bahkan kitab suci ditafsirkan menjadi sangat lokalistik dan disesuaikan dengan kepentingan pribadi atau kelompok,” kata dia.

Oleh karenanya, dia menilai penting ada penanaman pemahaman nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi paham yang terus ditanamkan kepada seluruh masyarakat guna mencegah munculnya ujaran kebencian yang makin berseliweran.

Acara ini santunan ribuan anak yatim ini didukung atas kerjasama dengan institusi Kepolisian, Bank BTN, Artha Graha, Bukopin, Jasindo, Bank DKI, dan Telesindo.

“Kita para mahasiswa dan aktivis mengajak seluruh institusi untuk berbuat baik. Kita juga ingin mengajak semua pihak memperhatikan masyarakat yang belum tersentuh. Besok kita akan bagi-bagi takjil,” tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas