Muhammad Taufik: Kami Mau Lihat Operasional MRT di Hong Kong
Selain operasional, DPRD DKI juga harus memikirkan subsidi kepada perusahaan transportasi di ibu kota, jika MRT beroperasi.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik mengatakan, salah satu tujuan yang dilakukan anggota dewan jika berkunjung ke Hong Kong adalah melihat operasional Mass Rapid Transit (MRT).
"Saya nggak tau kapan tapi kita perlu kaji. Ini kan barang Jepang. Tiba-tiba manajemennya operasionalnya Hong Kong. Kami perlu kajinya dari mana? Eh kita mau kasih subsidi tiket berapa nih? Bisnis plannya harus kasih dulu ke kita. Sampe sekarang belum," kata Taufik kepada wartawan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2017).
Selain operasional, DPRD DKI juga harus memikirkan subsidi kepada perusahaan transportasi di ibu kota, jika MRT beroperasi.
"Kami mau liat kan operasional di Hong Kong kaya apa sih. Karena DKI itu harus emikirkan tiga besar subsidi tahun 2018, MRT, LRT, Busway. Besar itu. Kalau kita nggak subsidi nggak ada yang naik, mahal nanti," katanya.
Lebih lanjut politikus Partai Gerindra ini menjelaskan, bahwa anggota Komisi B yang membidangi transportasi rencananya bakal berangkat ke Hong Kong.
Untuk diketahui, poryek MRT fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia ditargetkan rampung Agustus 2018. Setelah tahap satu selesai dan dioperasikan, pembangunan dilanjutkan pada fase II dengan rute Bundaran Hotel Indonesia-Kampung Bandan.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mendukung rencana anggota DPRD DKI Jakarta untuk berkunjung ke Hong Kong melihat pengelolaan MRT.
"Bagus kok. Kalau menurut dewan ke Hong Kong itu saya pikir bagus juga supaya dia bisa mengetahui," kata Djarot.
Sebelumnya Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi bersama sejumlah anggota meninjau pembangunan proyek MRT Jakarta di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (10/7/2017) kemarin.
"Kalau memang perlu dilihat, kenapa tidak ini kan bukan proyek kecil," kata Pras.
Lebih lanjut Djarot menambahkan, PT MRT Jakarta sebagai operator mencontek sistem pengelolaan dari MRT di Hong Kong.
"Terutama dalam pengelolaan TOD (Transit oriented development). Supaya teman-teman dewan memiliki gambaran gmn MRT dioperasikan. Dengan cara begitu mereka bisa mengontrol ikut mengawasi pembangunan MRT yang direncanakan tahun depan," kata Djarot.
Mantan Wali Kota Blitar ini menjelaskan, dirinya meminta MRT Jakarta untuk membangun sistem, merekrut SDM sama seperti yang dilakukan di Hong Kong.
Diketahui, TOD merupakan salah satu pendekatan pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan maksimalisasi penggunaan angkutan massal seperti Busway/BRT, Kereta api kota (MRT), Kereta api ringan (LRT), serta dilengkapi jaringan pejalan kaki atau sepeda.