Begini Kisah Dibalik Tugu Helikopter yang Berlokasi di Dekat Masjid Atta'Awun Puncak
Wisatawan yang mengunjungi Masjid Atta'Awun Puncak Bogor pasti akan melihat sebuah helikopter
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Wisatawan yang mengunjungi Masjid Atta'Awun Puncak Bogor pasti akan melihat sebuah helikopter.
Ya, helikopter berjenis Alloute II itu merupakan helikopter yang sudah tak berfungsi dan digunakan sebagai tugu.
Ternyata, helikopter tersebut pernah digunakan seorang pahlawan nasional yang namanya digunakan sebagai nama jalan.
Dia lah RE Martadinata, pahlawan nasional dari TNI Angkatan Laut yang gugur karena kecelakaan helikopter di Kawasan Riung Gunung, Puncak.
Baca: Pencuri Laptop Milik Putra Tri Rismaharini Ternyata Lebih dari Seorang
Bila berkunjung ke sana, anda dapat melihat sebuah taman kecil yang merupakan monumen peringatan gugurnya RE Martadinata.
Dengan menaiki tangga di pinggir tugu tersebut, pengunjung anda menemui gerbang besi dengan bertuliskan, "Pahlawan Lingga Karya, Laksamana TNI RE Martadinata."
Pantauan TribunnewsBogor.com, Minggu (13/8/2017), di dalam kawasan tugu peringatan ini cukup sepi dari pengunjung namun tampak bersih terawat.
Di sana ada sebuah rumah namun juga sepi dari penghuninya.
Ketika terus menyusuri jalan ke dalam, pengunjung bakal menemukan monumen untuk mengenang kecelakaan 51 tahun yang lalu di lokasi tersebut.
Helikopter jadul yang mirip capung ini ternyata merupakan helikopter yang jatuh di lokasi tersebut pada tanggal 6 oktober 1966 pada pukul 16.10 WIB.
Kecelakaan tersebut mengakibatkan Laksamana TNI R.E Martadinata gugur bersama pilot dan tiga tamu asal Pakistan.
Mereka adalah Kapten Charles Willy Kairupan sebagai pilot, Kolonel Laut Captain Mazhar bersama istrinya, Begum Salma, dan Magda Elizabeth Maria Rauf yang merupakan istri dari Deputy I Kepala Staff Angkatan Laut Pakistan.
Baca: Ini Pengalaman Mereka yang Pernah Mengalami Mati Suri
Monumen tersebut juga dilengkapi simbol dari kedua negara yakni Indonesia dan Pakistan.
Monumen tersebut jumlahnya ada dua monumen, yakni buatan Indonesia yang berisi tulisan menggunakan bahasa Sunda, Indonesia dan Inggris serta monumen buatan Pakistan yang menggunakan bahasa Inggris.
Namun cukup disayangkan, walau pun untuk memasuki kawasan monumen ini tidak dipungut biaya, terpantau tidak banyak pengunjung yang datang ke tempat bersejarah. (Naufal Fauzy)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews Bogor dengan judul: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Ini Kisah Dibalik Tugu Helikopter di Dekat Masjid Atta'Awun Puncak