Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah Mimpi Burung Lepas, Catur Ditemukan Tewas dalam Pertandingan Indonesia-Fiji

Catur tewas terkena petasan suar (flare) ketika menonton pertandingan Timnas Indonesia melawan Fiji.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Setelah Mimpi Burung Lepas, Catur Ditemukan Tewas dalam Pertandingan Indonesia-Fiji
Tribunnews.com / Wahyu Aji
Jenazah Suporter Timnas Indonesia Catur Juliantono (33) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tangis Nur Mila Yasmin (27) pecah ketika jenazah suaminya Catur Juliantono (32) hendak diberangkatkan ke pemakaman, setelah disalatkan keluarga dan kerabat.

Jenazah suporter setia sepak bola Indonesia itu dimakamkan di tanah wakaf Pocol RT 01/17 Klender, Jakarta Timur, Minggu (3/9) pagi.

Saat ditemui, Nur Mila Yasmin enggan berkomentar banyak mengenai apa yang dialami suaminya.

"Ke bapak aja ya mas," kata wanita yang akrab disapa Ismi tersebut.

Baca: Sabu Disimpan Dalam Kotak Rokok yang Ditempel di Lemari

Yang ia maksud adalah ayahnya, Nur Hasan (49).

Seperti diberitakan Warta Kota (3/9), Catur tewas setelah terkena petasan suar (flare) ketika menonton pertandingan Timnas Indonesia melawan Fiji di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu (2/9) petang.

Berita Rekomendasi

Pemakaman jenazah Catur kemarin diwarnai suasana duka yang mendalam.

Di kuburan yang tak terlalu jauh dari tempat tinggal Catur di Jalan Kampung Sumur, Duren Sawit, Jakarta Timur, tersebut, tidak sedikit anggota keluarga dan handai taulan yang menitikkan air matanya.

Setelah makam ditimbun tanah dan ditancapi papan nisan, ibunda Catur yakni Sri tampak terdiam sambil memeluk papan nisan makam anaknya yang berwarna putih.

Baca: Dua Wanita Thailand Menari Telanjang Demi Bantu Keluarganya

Tidak ada kata-kata yang terucap dari Sri, kecuali tangisan yang tidak sanggup ditahannya.

Air matanya membasahi pusara sang anak. "Sudah Bu, sudah, sudah tenang, sudah tenang," ujar para tetangga yang ikut mengantar Catur ke pemakaman.

Sri dibujuk untuk tidak terus menerus memeluk makam anaknya.

"Kita doakan ya, sekarang kita doakan," ujar seorang kerabat. Masih dengan air mata bercucuran, Sri harus dipapah ketika berjalan pulang ke rumah duka.

Almarhum Catur meninggalkan istri dan seorang anak yang masih balita, tepatnya berusia 2,5 tahun.

Mimpi burung lepas

Kepergian Catur memang sangat mengagetkan keluarga.

Apalagi tidak ada firasat buruk ketika Catur berangkat menonton pertandingan sepak bola di Stadion Patriot Bekasi, Sabtu petang itu.

Baca: PSI Suarakan Solidaritas Kemanusiaan ASEAN untuk Rohingya

"Gak ada firasat apa-apa, cuma memang saya mimpi punya burung bagus banget, tapi tiba-tiba burungnya lepas," kata Nur Hasan (49), mertua catur, Minggu (3/9).

Menurut Hasan, sebelum terjadinya peristiwa itu, Catur sempat mengirim pesan ke beberapa teman-temannya.

"Malam itu catur sempat kirim pesan ke teman-temannya cuma bilang Assalamualaikum aja," katanya.

Selamatkan ipar

Kejadian yang menimpa Catur berawal ketika ia berkeinginan menonton pertandingan sepak bola Timnas Indonesia melawan Fiji.

Berhubung Catur belum pernah ke Stadion Patriot, ia pun mengajak dua adik iparnya (adik Nur Mila Yasmin) untuk ikut. Dua anak Hasan yang diajak Catur adalah Haikal dan Taufik.

"Jadi itu abis penyembelihan kurban kebetulan ada pertandingan sepak bola di Bekasi. Lalu ia izin ke istri. Karena memang (Catur) udah suka nonton bola, istrinya pun mengizinkan," turur Hasan.

Catur dan dua adik iparnya duduk di tribun timur Stadion Patriot.

Ketika wasit meniup peluit panjang, tanda berakhirnya pertandingan, sebuah petasan suar terlihat meluncur dari arah tribun selatan menuju ke tribun timur.

Petasan suar dengan api yang menyala itu mengenai wajah Catur di bagian kiri.

Catur pun mengerang kesakitan.

Baca: Dua Wanita Thailand Menari Telanjang Demi Bantu Keluarganya

"Petasan itu kena muka bagian kiri. Sebelumnya mau kena Taufik tapi akhirnya didorong (Catur)," kata Hasan.

Haikal juga menuturkan cerita serupa. "Petasannya lewat di depan muka saya, tapi yang kena Om Catur," ujarnya.

Catur yang kesakitan lantaran terkena petasan di pelipis kirinya langsung mendorong Haikal dan Taufik agar tak terkena semburan api berwarna merah dari suar.

"Dia langsung dorong Taufik sama saya, biar gak kena (api)," kata Haikal.

Maka, Haikal langsung menjauh sambil melihat api yang terus membakar muka Catur.

Menurut Haikal, Catur sempat berusaha untuk memadamkan api yang membakar mukanya. Para suporter lain juga membantu dengan cara menyiramkan air dan membuka baju Catur.

"Pas api padam, Om Catur langsung pingsan," ujarnya.

Dibantu oleh suporter lain, Catur dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi yang terletak tepat di sebelah kompleks Stadion Patriot Bekasi.

Namun menurut dokter yang memeriksa kondisinya, Catur sudah meninggal sebelum tiba di rumah sakit.

"Pas dibawa ke rumah sakit, diperiksa sama dokter, tapi (Catur) sudah gak ada. Kata dokter sih udah meninggal. Lukanya di pelipis kiri. Saya gak tahu meninggalnya kenapa. Tapi banyak darah yang keluar dari muka pas kejadian itu," tutur Haikal lagi.

Ikhlas

Meninggalnya Catur segera dikabarkan kepada keluarganya.

"Saya tahunya setelah selesai pertandingan saya dapat telepon. Katanya Catur kena petasan. Itu yang telepon anak saya yang ikut sama Catur. Tapi saat saya sampai sana Catur udah nggak ada," ujar Hasan.

Atas kejadian tersebut Hasan berharap buat PSSI dan Kepolisian bisa lebih memperketat pengamanan stadion jika ada pertandingan.

m13/m8/faf/Kompas.com

Artikel ini sudah dipublikasikan di WARTA KOTA dengan judul: Sebelum Suporter Ini Tewas Orangtuanya Pernah Bermimpi Burung Lepas

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas