5 Fakta Miris dari Meninggalnya Bayi Debora di RS Mitra Keluarga Kalideres
Pasutri ini menyesalnya memercayakan nyawa Debora kepada pihak RS Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat.
Editor: Rendy Sadikin
Make Up Laudya Cynthia Bella saat Resepsi Banjir Kritikan, Begini Komentar Seorang MUA dari Malaysia
"Tujuan saya cuma nyelametin anak saya, paling dekat ya Mitra Keluarga," kata Henny. Sampai di sana, petugas keamanan langsung membantu Henny membawa Debora ke ruang instalasi gawat darurat (IGD).
Dokter jaga saat itu, Irene Arthadinanty Indrajaya, langsung melakukan pertolongan pertama dengan melakukan penyedotan (suction).
Saat itu Debora langsung dipasangi berbagai macam alat monitor, infus, uap, dan juga diberikan obat-obatan.
Pukul 03.30 WIB, Debora sudah bernapas dan menangis kencang.
7 Tanda Rahim Wanita Kurang Subur Ini Layak Diwaspadai, Nomor 5 Biasanya Dianggap Sepele
"Saya pikir sembuh nih, terus saya dipanggil dokter Irene, dia bilang ini harus masuk pediatric intensive care unit (PICU) karena sudah empat bulan usianya, tetapi dia bilang di sini enggak terima BPJS," kata Henny.
Rudianto dan Henny pun langsung mengurus administrasi agar anak mereka bisa dirawat di ruang PICU.
Rudianto bercerita, ia menghadap bagian administrasi dan disodori semacam daftar harga. Uang muka untuk pelayanan itu Rp 19.800.000.
"Saya bilang saya enggak bawa duit sama sekali, cuma bawa kunci sama duit di kantong celana untuk tidur, tetapi mereka bilang harus bayar DP (uang muka)," kata Rudianto.
Hasil Klasemen Liga Inggris: Manchester United Harus Akhiri Catatan Sempurna
Rudianto pun langsung kembali ke rumah untuk mengambil dompet dan menarik semua uang di ATM yang dimilikinya dan mencairkan sekitar Rp 5 juta.
Namun, karena uang yang tidak cukup, petugas administrasi pun mengambil uang tersebut dan menghubungi atasannya.
Rudianto tak tahu pembicaraan pihak administrasi tersebut. Ia kemudian dipanggil lagi dan uangnya dikembalikan. Petugas menyampaikan bahwa karena uang kurang, anaknya tak bisa masuk PICU.