Top Up Uang Elektronik Dikenai Biaya, BPJT Ajukan Syarat
Herry Trisaputra Zuna mengharapkan agar biaya pengisian saldo uang elektronik terjangkau bagi masyarakat.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna mengharapkan agar biaya pengisian saldo uang elektronik terjangkau bagi masyarakat.
Terlebih lagi, pihaknya saat sedang mengusahakan untuk mengoperasikan Gerbang Tol Otomatis (GTO) yang menggunakan kartu uang elektronik di seluruh ruas jalan tol.
"Harapan kami, jangan sampai (biaya administrasi) terlalu membebani pengguna, boleh ada biaya tapi terjangkau lah," ungkap Herry saat dikonfirmasi, Sabtu (16/9).
Meski begitu, pihaknya menghargai keputusan Bank Indonesia (BI) yang diberlakukan guna peningkatan pelayanan proses transaksi non tunai oleh bank-bank swasta yang menerbitkan kartu-kartu elektronik.
"Kebijakan itu dibuat supaya transaksinya bisa berkelanjutan. Dalam arti dari segi pembiayaannya dan perbankannya, seperti agar proses menerbitkan kartunya bisa berjalan dengan lancar. Ini yang sedang diusahakan oleh BI," tuturnya.
BPJT pun, sambung Herry akan mengusahakan untuk menambah fasilitas agar para pengguna jalan tol bisa melakukan isi ulang saldo di gerbang tol.
Meski begitu, Herry belum merinci GTO mana saja yang akan disediakan fasilitas pengisian top up.
"Ada beberapa lokasi yang sudah ada tempat top upnya, dan kami berencana untuk menambah, di ruas tol dalam kota dan ibu kota. Tapi tentu tidak semua bisa diterapkan. Karena ada yang tempatnya lega, sehingga kami bisa meyediakan tempat khusus untuk top up. Proses top up kan butuh waktu. Tapi saya mengimbau kalau mau top up lewat e-banking saja. Karena justru kan pembayaran non tunai untuk mengurangi waktu antrean di gerbang tol," tuturnya.