Laporan wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Beberapa menteri sudah berkomentar atas munculnya situs nikahsirri.com yang menawarkan paket pernikahan siri secara online.‎

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), Yohana Yembise menyatakan situs itu sudah termasuk praktik pelacuran terselubung dan eksploitasi terhadap kaum perempuan.

Sementara Menteri Sosial, Khofifah Indra Parawangsa juga mengamini.

Baca: Buat Heboh, Polisi Monitor Situs Nikahsirri.com

Dia mengecam keberadaan situs tersebut.

Khofifah yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama itu menganggap situs nikahsiri.com berpotensi menjadi praktik pelacuran terselubung dengan modus agama.

Dikonfirmasi soal banyaknya kecaman dan komentar miring, pencetus situs ini, Aris Wahyudi menyadari meski begitu pihaknya tetap meneruskan situs yang menghebohkan tersebut.

"Saya akan jalan terus, masa di Bogor sana, Cisarua banyak kan praktek nikah siri. Sesuatu yang offline dibolehin, bahkan berpuluh-puluh tahun. Bedanya kan saya online, prinsipnya sama," tutur Aris Wahyudi saat ditemui di rumah sekaligus kantor nikahsirri.com di ‎Komplek Angkasa Puri, Jatiasih, Jalan Manggis No A-91, Sabtu (23/9/2017).

Baca: Warga Mendadak Heboh Dengan Keberadaan Kantor Nikahsirri.com di Lingkungannya

Masih menurut Aris, situs miliknya itu membantu dalam meningkatkan perekonomian karena bisa menentukan mahar.

Dia menyebut praktik serupa di luar negeri, uang mahar yang didapatkan bisa mencapai Rp 33 miliar.

"‎Kalau di Cisarua kan maharnya kecil, nah melalui ini kami bisa bantu. Kalau di internasional itu maharnya bisa sampai miliaran, gadis Rumania namanya Aleexandra Khefren dapat mahar Rp 33 miliar," tambahnya.

‎Berdasarkan penelusuran Tribun, situs ini menawarkan kepada klien baik pria maupun wanita yang ingin mencari pasangan dengan cara mudah dan penuh kepastian.