Ngaku Anggota TNI Lepas Tembakan dan Taruh Senpi di Meja Lalu Suruh Petugas Parkir Cium Kaki
Tak hanya itu, rekan oknum tersebut juga mengancam Zuansyah dengan melepaskan tembakan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anwari, sempat melepaskan tembakan saat menganiaya petugas parkir mal Gandaria City, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (7/10/2017).
Namun, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat TNI, Brigadir Jenderal Alfret Denny Tuejeh, menegaskan bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak diperbolehkan membawa senjata api militer.
"PNS tidak boleh membawa senjata militer. Senjata yang digunakan bukan senjata organik TNI AD," tegas Alfret saat dihubungi, Minggu (8/10/2107).
Pelaku sendiri hanyalah dokter klinik.
Termasuk, mobil dinas TNI AD yang digunakan pelaku merupakan mobil dinas sang istri.
Dimana istrinya hanya seorang dokter spesialis anak dan PNS di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat).
"Itu plat nomor satuan jajaran TNI AD. Tetapi hasil konfirmasi saya bahwa nama pelaku Anwari tidak ada di jajaran TNI AD," jelasnya.
Sebelumnya, diberitakan, Zuansyah (21), petugas parkir mal Gandaria City, melapor ke Mapolsektro Kebayoran Lama setelah dirinya ditinju sebanyak dua kali oleh seorang yang mengaku anggota TNI.
Tak hanya itu, rekan oknum tersebut juga mengancam Zuansyah dengan melepaskan tembakan.
Kejadian berawal saat pelaku penganiayaan hendak keluar dari parkiran basement mal.
Zuansyah, yang berjaga di loket pembayaran karcis, meminta uang parkir sesuai dengan yang tertera di komputer.
Pelaku yang terlihat mengendarai mobil dinas RSPAD berwarna hijau itu tidak terima.
Ia balik bertanya kepada Zuansyah 'Mengapa TNI harus membayar' dan Zuansyah menjelaskan, 'Parkiran gratis hanya berlaku untuk tamu VIP dan pihak hotel'.
Pelaku pun akhirnya membayar uang sebesar Rp 20.000.
Namun tak lama kemudian, pelaku datang lagi bersama seorang pria paruh baya. Dia kemudian memanggil Zuansyah dan mendaratkan dua pukulan ke dagu kirinya.
Belum hilang rasa kaget Zuansyah, rekan pelaku mencabut senjata api, melepaskan tembakan ke atas dan menyuruh Zuansyah berlutut dan mencium kaki pelaku.
Letusan tembakan itu didengar oleh petugas keamanan dan operasional mal Gandaria City.
Pelaku dan rekannya diajak bermusyawarah. Dalam musyawarah, pelaku kembali melakukan intimidasi dengan meletakkan senjata api di atas meja.
Tidak mencapai titik temu, pelaku lalu meninggalkan kartu nama berinisial A dan mengaku siap dipanggil sewaktu-waktu lewat nomor kontak yang tercantum pada kartu nama.
Bukan Anggota TNI
Pihak TNI Angkatan Darat memastikan bahwa Anwari, pelaku penganiaya petugas parkir mal Gandaria City bukan anggota TNI.
Bahkan, mobil yang digunakan merupakan mobil dinas sang istri.
"Istrinya memang seorang dokter spesialis anak dan PNS di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat). Mobil dinas yang digunakan adalah mobil dinas istri yang bersangkutan," jelas Brigadir Jenderal Alfret Denny Tuejeh, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat TNI, ketika dihubungi, Minggu (8/10/2107).
Baca: Mengaku Anggota TNI, Pria Ini Aniaya Petugas Parkir Gandaria City
Karena itu, lanjut Alfret, pemberitaan yang mengatakan ada oknum TNI AD yang menembak atau menganiaya tukang parkir itu tidak benar.
Karena pelakunya bukan prajurit TNI AD.
"Sekali lagi pelakunya bukan prajurit TNI AD. Saat ini, sedang didalami," tegasnya.
Sebelumnya, diberitakan, Zuansyah (21), petugas parkir mal Gandaria City, melapor ke Mapolsektro Kebayoran Lama, setelah dirinya ditinju sebanyak dua kali oleh seorang yang mengaku anggota TNI.
Tak hanya itu, rekan oknum tersebut juga mengancam Zuansyah dengan melepaskan tembakan.
Kejadian berawal, saat pelaku penganiayaan hendak keluar dari parkiran basement mal.
Zuansyah, yang berjaga di loket pembayaran karcis, meminta uang parkir sesuai dengan yang tertera di komputer.
Pelaku yang terlihat mengendarai mobil dinas RSPAD berwarna hijau itu tidak terima.
Ia balik bertanya kepada Zuansyah 'Mengapa TNI harus membayar' dan Zuansyah menjelaskan, 'Parkiran gratis hanya berlaku untuk tamu VIP dan pihak hotel'.
Pelaku pun akhirnya membayar uang sebesar Rp 20.000.
Namun, tak lama kemudian, pelaku datang lagi bersama seorang pria paruh baya.
Dia kemudian memanggil Zuansyah dan mendaratkan dua pukulan ke dagu kirinya.
Belum hilang rasa kaget Zuansyah, rekan pelaku mencabut senjata api, melepaskan tembakan ke atas, dan menyuruh Zuansyah berlutut dan mencium kaki pelaku.
Letusan tembakan itu didengar oleh petugas keamanan dan operasional mal Gandaria City.
Pelaku dan rekannya diajak bermusyawarah.
Dalam musyawarah, pelaku kembali melakukan intimidasi dengan meletakkan senjata api di atas meja.
Tidak mencapai titik temu, pelaku lalu meninggalkan kartu nama berinisial A dan mengaku siap dipanggil sewaktu-waktu lewat nomor kontak yang tecantum pada kartu nama.
Penulis: Mohamad Yusuf