Soal Sebutan 'Pribumi', Begini Kata Mantan Tim Anies-Sandi
Anthony Leong menyatakan seharusnya masyarakat tidak perlu terlalu reaktif dengan istilah tersebut.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pidato pertama Gubernur baru DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang disampaikan di halaman Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (16/10), mengundang polemik terkait istilah pribumi.
Mantan tim pemenangan Anies-Sandi, Anthony Leong menyatakan seharusnya masyarakat tidak perlu terlalu reaktif dengan istilah tersebut. Ia minta masyarakat Jakarta fokus dan turut mengkawal pembangunan di ibukota.
"Lebih baik fokus mengawal Mas Anies dan Bang Sandi dalam menjalankan roda pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Giliran Mas Anies yg sebut itu langsung bereaksi, Bu Susi, Bu Mega dan Pak Jokowi juga pernah menyebut pribumi, Apa salahnya?,” ujar Anthony , Rabu (18/10/2017).
Koordinator Anies-Sandi Digital Volunteer (INSIDER) itu menjelaskan pilihan diksi pribumi yang digunakan pada pidato Anies itu dalam konteks zaman penjajahan dulu.
"Kita harus lihat konteks pidato tersebut. Itu kan dalam lingkup sejarah. Kalau sekarang ya kita semua pribumi, kita semua Indonesia, tapi jangan lupa masih ada ketimpangan ekonomi, ketimpangan sosial. Itu PR pemerintah. Program yang dijalankan pemerintah itu jangan hanya menguntungkan sebagian kelompok tapi untuk untuk seluruh masyarakat," tegas Pakar Komunikasi Digital itu.
Pengusaha muda itu meminta agar media juga tidak terlalu mengangkat isu ini lagi karena tidak substansial dalam menyambut kepemimpinan yang baru.
"Media tersebut ada yang sudah meralat, merevisi. Itu baik. Jangan sengaja dibenturkan. Kita fokus wujudkan Jakarta yang Maju dan Bahagia Warganya, itu harapan masyarakat Jakarta," ujar Anthony yang beretnis Tionghoa itu