Disinilah Peristirahatan Terakhir Umat Yahudi di Jakarta
Tribun mendatangi TPU Petamburan. Pemakaman ini, sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Umat Yahudi di Jakarta sudah ada sejak era 40an.
Jejak-jejaknya masih tersisa di peristirahatan terakhir mereka, di Tempat Pemakaman Umum Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Tribun mendatangi TPU Petamburan. Pemakaman ini, sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
Lebih dulu melewati kantor pemakaman, lalu memasuki gerbang. Kanan-kiri makam besar, kebanyakan makam warga keturunan Tionghoa.
Melewati makam besar tuan tanah, Oen Giok Khouw yang sudah berdiri sejak 1927, 50 langkah kaki ke arah kiri, Tribun menjumpai makam dengan tanda BLAD 10.
"Ini bangunan makam milik warga keturunan Yahudi," ujar Uding (76), petugas makam kepada Tribun, Jumat (8/12/2017).
Baca: Polri Harap Aksi Unjuk Rasa di Kedutaan AS Berlangsung Damai
Keluarga Uding, turun temurun menjaga makam di TPU Petamburan.
Dari kakek, ayah, lalu dirinya. Makam berbentuk semacam atap rumah itu, ucap Uding, sudah ada sejak 1940.
Terdapat dua gerbang berbentuk bulat, untuk menandai bahwa makam adalah tempat peristirahatan terakhir umat Yahudi.
Disertai lambang Bintang David dan bahasa Ibrani. Uding menerangkan, terdapat puluhan makam, sebelum akhirnya 'ditiban' oleh makam lain.
"Sejak saya lahir, tidak ada keluarga makam Yahudi yang berkunjung," ujar Uding.
Kini, tersisa 7 makam umat Yahudi. Kepala TPU Petamburan, Ikhsan R Sururi mengatakan, ketujuh makam itu, adalah Joshua Moses Garet meninggal 1942, J.E Ballas meninggal tahun 1943, Sasson Saul Aarun meninggal tahun 1950.
Kemudian, Saul Jacob Aslan meninggal tahun 1959, Esra Solomon Joseph meninggal tahun 1959, Mrs. H. Khaza meninggal di umur 73 tahun, dan satu nisan berbahasa Ibrani yang tidak ada keterangan Latin.
"Tidak ada ahli waris yang mengaku sebagai keturunan. Namun, tidak dibongkar untuk cagar budaya," ujarnya.