Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pihak KWK Mengaku Kaget Tak Dilibatkan Soal Ok OTrip

Termasuk dengan pengalaman untuk memasukkan angkot ke pemukiman-pemukiman maupun gang-gang kecil.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pihak KWK Mengaku Kaget Tak Dilibatkan Soal Ok OTrip
Alex Suban/Alex Suban
ILUSTRASI: Mobil angkutan KWK rute Cililitan-Condet melintasi Halte PGC dalam yang terintegrasi dengan Bus Transjakarta di Cililitan, Jakarta Timur, Selasa (4/4/2017). 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Mohamad Yusuf

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua umum Koperasi Wahana Kalpika (KWK), Abdul Ghofur, mengaku kaget Pemerintah Provinsi (Pemprov) melakukan soft launching program One Karcis One Trip (Ok OTrip), di Balai Kota, Jalan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (14/12/2017).

Karena pihaknya hingga kini tidak pernah dilibatkan dalam program tersebut.

Baca: Pengadilan Belgia Pilih Tutup Kasus Ekstradisi Pemimpin Catalonia

“Padahal kami sudah pro aktif untuk terlibat. Salah satunya dengan berkirim surat ke Pak Gubernur (Anies Baswedan) untuk audiensi. Agar kami tahu program Ok Otrip itu seperti apa. Tapi sampai sekarang belum ada jawaban,” kata Abdul Ghofur, ketika dihubungi Warta Kota, Kamis (14/12/2017).

Apalagi, lanjut Gofur, pihaknya memiliki pengalaman dalam hal angkutan umum dengan cukup baik.

Termasuk dengan pengalaman untuk memasukkan angkot ke pemukiman-pemukiman maupun gang-gang kecil.

Berita Rekomendasi

Sehingga, KWK bisa menjadi angkutan pengumpan dari pemukiman warga.

“Kami sangat siap untuk bergabung dengan Ok Otrip. Karena kami punya infrstruktur, data keanggotaan yang baik, manajemen sopir yang baik. Bahkan 36 SPM (Standar Pelayanan Minimum) dari Kemenhub untuk KWK, kami jalani semua,” tegasnya.

Belum lagi, lanjutnya, saat ini pengalamannya dalam transportasi umum sudah 30 tahun lebih.

Dengan jumlah anggota 4.000, armada 6.000, dan 76 trayek.

“Ini kan program unggulan Gubernur, harusnya dilibatkan secara meluas. Kami harap dilibatkan. Karena selama ini kami sama sekali belum diajak untuk terlibat dalam program ini. Padahal kami sangat antusias dan mendukung kemajuan transportasi umum,” katanya.

Integrasi TransJakarta

Ketidakpastian itu juga dialami dalam program integrasi KWK dengan TransJakarta.

Program yang sudah dijalani dengan kontrak kerjasama sejak April 2017 itu akan berakhir pada 31 Desember 2017 nanti.

“Kerjasama integrasi antara KWK dan TransJakarta saat ini juga belum ada kepastian apakah selesai pada Desember ini atau dilanjutkan. Kami berharap ini juga dilanjutkan,” harap Gofur.

Pasalnya, integrasi dengan TransJakarta itu membuahkan hal positif bagi KWK dan pelayanan kepada penumpang.

Dimana mengenai ketertiban, perfromance pengemudi, kedisiplinan, dan pelayanan juga meningkat dengan baik.

Selain itu perawatan kendaraan juga lebih terkontrol.

Serta sopir yang mendapatkan pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), membuatnya lebih terjamin.

“Program positif ini sangat disayangkan jika tidak diteruskan. Akan sangat baik dan bermanfaat bagi masyarakat jika KWK tetap dilibatkan dengan integrasi TransJakarta juga Ok Otrip,” katanya.

Sebelumnya, KWK dan TransJakarta bekerjasama untuk memberikan pelayanan terintegrasi.

Penumpang cukup membeli kartu khusus integrasi tersebut seharga Rp 15.000 dengan masa pakai satu bulan.

Lalu penumpang cukup menunjukkan kartu khusus tersebut untuk bisa naik angkot KWK gratis.

Namun jam operasionalnya hanya pada pukul 05.00-09.00 dan 16.00-20.00.

KWK yang telah terintegrasi tersebut sebanyak 400-an armada dengan 10 trayek.(*)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas